77 tahun PLN hadir menerangi negeri. Tentunya, dari tahun ke tahun PLN terus memberikan pelayanan dan memastikan bahwa listrik dapat dinikmati hingga ke pelosok negeri, terutama di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T). Kali ini, seorang pemuda berusia 24 tahun membawa kisah semangat menjaga keandalan pasokan listrik di pulau terluar di Kalimantan Timur, yakni Pulau Maratua, Berau.
Bayu Handoyo adalah salah satu potret garda terdepan pejuang kelistrikan di pulau terluar indonesia. Ia bertanggung jawab penuh atas distribusi listrik bagi 750 pelanggan PLN disana.
Sebagai punggawa kelistrikan PLN di Unit Layanan Desa (ULD) Maratua, sehari-hari Bayu bertanggung jawab atas keandalan pembangkit, jaringan, dan pelayanan pelanggan. ULD Maratua sendiri adalah salah satu unit di bawah PLN UIW Kaltimra yang baru saja beroperasi sejak tahun 2020.
“Menjadi satu-satunya pejuang PLN di Maratua memang tidak mudah. Namun saya dibantu oleh tim yang luar biasa dan solid, sehingga hari demi hari mampu saya lewati dengan semangat optimis memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan”, jelas Bayu
Bekerja di Pulau Terluar Indonesia tentunya memiliki tantangan tersendiri bagi Bayu. Terlebih, Bayu adalah pegawai pertama yang bertugas dikala ULD Maratua terbentuk. Salah satu pengalaman tak terlupakan kala itu dirinya dengan tim yang masih terbatas harus menuntaskan gangguan akibat pohon tumbang yang terjadi bertubi-tubi dalam satu hari.
“Di tahun 2020 tim masih sedikit, saat itu kami terkena cuaca ekstrim yang menyebabkan beberapa jaringan kerebahan pohon. Dengan anggota yang terbatas, kami harus kerja nonstop selama 2 hari untuk memulihkan gangguan. Karena kelelahan, kami juga meminta bantuan petugas dari Berau, tapi karena transportasi di era covid kala itu terbatas kami tetap harus menunggu lebih lama”, ceritanya.
Kini, dua tahun berselang. Kondisi ULD Maratua semakin prima dengan didukung dengan kapasitas mesin, jaringan dan petugas yang andal. Dua tahun bertugas di Maratua, Bayu mengaku banyak suka duka yang dilalui. Namun itu tidak menyurutkan semangatnya untuk melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
“Kami sangat memahami bahwa listrik adalah kebutuhan dasar bagi penduduk disini, kalau listriknya andal masyarakat bahagia, juga menjadi kebahagiaan sendiri buat saya”, tambahnya.
Merantau jauh dari Ponorogo Jawa Timur, Bayu terpaksa harus terpisah jauh dari istri dan anaknya. Hanya foto dan video sebagai penawar rindu di kala waktu senggangnya.
Discussion about this post