Jakarta, Borneoupdate.com – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku kontraktor Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia selaku induk usaha, memberikan sejumlah penghargaan kepada para kontraktor pengeboran dan pengerjaan sumur.
Penghargaan itu diberikan oleh Divisi Well Construction & Intervention (WCI) dalam acara Health, Safety & Environment (HSE) Committee Meeting Level 3, yaitu suatu forum antara divisi di PHM dengan para kontraktornya untuk membahas capaian HSE sepanjang 2020 dan berbagi best practice dari sejumlah kontraktor. Kegiatan ini diadakan secara daring pada Rabu (24/2) lalu.
Acara tersebut dibuka oleh Vice President WCI Fata Yunus dengan dihadiri oleh para kontraktor WCI, baik yang menyediakan rig pengeboran, barge, LCT dll. Dalam pesannya Fata Yunus menyampaikan bahwa sepanjang 2020 WCI tidak mencatat adanya kecelakaan kerja, namun tetap harus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian. “Apalagi di tahun 2021 ini, kegiatan pengeboran baik di wilayah lepas pantai (offshore) maupun rawa-rawa (swamp) tetap tinggi, termasuk pengeboran dua sumur eksplorasi, sehingga kita semua harus bekerja lebih baik dan lebih aman lagi,” katanya.
Divisi WCI dalam kesempatan itu memberikan penghargaan bernama WCI Adipura 2020 kepada sejumlah kontraktor yang konsisten menjalankan perbaikan lingkungan kerja agar tetap aman dan nyaman, mencegah kerusakan alat dan kecelakaan, meningkatkan produktifitas dan safety, serta menerapkan Prinsip 5 R: Ringkas, Rapih, Resik, Rawat dan Rajin. Para pemenang penghargaan itu adalah:
– Kategori Drilling Rig: HAKURYU-14 (PT Japan Drilling Indonesia)
– Kategori Big Barge: ELSA 8 (PT Elnusa Trans Samudera)
– Kategori LCT: NESITOR-1 (PT Nesitor)
Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno menyambut baik upaya PHM meningkatkan pelaksanaan operational excellence. “SKK Migas memberikan apresiasi atas inisiatif yang baik dari Divisi Well Construction & Intervention (WCI) PHM untuk meningkatkan kinerja K3LL di masa mendatang. Semoga langkah ini menunjang kinerja operasi mengingat Blok Mahakam masih memegang peranan yang penting bagi upaya meningkatkan produksi migas di masa mendatang dan salah satu tulang punggung untuk mewujudkan Visi produksi minyak 1 juta barrel dan gas 12 BSCFD di tahun 2030. Kami menghargai berbagai terobosan PHM untuk meningkatkan kinerja blok ini”, kata Julius.
Sebagaimana diketahui, sepanjang 2020 PHM telah mengebor 78 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi, serta 5028 pekerjaan well services dan 78 work over. Sementara pada 2021 ini ditargetkan mengebor 73 sumur tajak dan 2 sumur eksplorasi, serta 4150 pekerjaan well services dan 54 work over. Banyaknya jumlah sumur yang harus dibor di WK Mahakam adalah dalam upaya mempertahankan kelanjutan produksi di blok migas ini, agar tetap sesuai target Work Program & Budget (WP&B) 2021, mengingat sebagian besar lapangan yang ada sudah berada di fase mature dan mengalami natural decline.
Dalam upaya optimasi biaya pengeboran, yang sebagian besar digunakan untuk membayar sewa rig, Divisi WCI sejak 2020 telah melakukan pengeboran sebagian sumur tanpa menggunakan rig (rigless) yang digantikan dengan penggunaan Hydraulic Workover Unit (HWU). HWU untuk pengeboran merupakan aplikasi pertama di Indonesia yang mayoritas pekerjaan didukung oleh Anak Perusahaan Pertamina yaitu PT Elnusa, dan terbukti secara signifikan menurunkan biaya pengeboran. Selain itu, para engineer di PHM juga mengembangkan berbagai inovasi dalam teknik pengeboran, seperti: one phase well, light architecture, dll, sehingga durasi pengeboran sumur-sumur pengembangan baik di offshore maupun swamp dapat dipersingkat secara signifikan. (TS)
Discussion about this post