PPU, Borneoupdate.com – Keterlibatan warga lokal dalam sebuah kegiatan pembangunan merupakan salah satu upaya mencegah konflik horizontal di masyarakat. Hal ini yang menjadi perhatian DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara dalam pembangunan bendungan Kecamatan Sepaku yang di peruntukan memenuhi kebutuhan air bersih di ibukota negara (IKN) yang baru.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten PPU, Abdul Rahman Wahid mengatakan tenaga kerja selalu menjadi isu sensitif untuk sebuah kegiatan pembangunan di daerah. Dimana seringkali terjadi konflik antara penduduk setempat yang berharap mendapat pekerjaan dengan pekerja proyek yang dibawa oleh pelaksana kontrak pengerjaan.
“Nah ini menjadi perhatian kita bersama. Hendaknya pengerjaan bendungan dapat melibatkan masyarakat lokal agar tidak terjadi konflik. Apalagi tahapan pembangunan Bendungan Sepaku saat ini sudah memasuki progres pembangunan fisik bendungan,” ujarnya kepada wartawan (04/03).
Keterlibatan masyarakat setempat, lanjut Wahid, bisa dalam bentuk pekerja kasar seperti buruh harian maupun pekerja lepas. Mengingat total anggaran yang dialokasikan untuk mewujudkan fisik bendungan di Kecamatan Sepaku tersebut lebih kurang Rp 900 miliar.
“Setidaknya warga sekitar dilibatkan, jangan tenaga kerja dari luar daerah yang mendominasi dalam pengerjaan bendungan itu, Walau kasarnya hanya sebagai buruh harian, tetapi masyarakat sekitar dilibatkan agar tidak jadi penonton,” tuturnya.
Selain itu menurut Wahid pihaknya juga meminta kegiatan pembayaran pembebasan lahan harus dituntaskan dengan baik dan tidak menimbulkan perselisihan antara pemilik lahan sebelum dilakukan pembangunan bendungan tersebut. Karena permasalahan pembebasan lahan lokasi pembangunan bendungan itu berhubungan dengan uang sehingga pembebasan lahan harus dilakukan dengan baik dan teliti.
“Intinya penetapan standar pembayaran pembebasan lahan seperti harga lahan per meter persegi dan nilai tanam tumbuh harus diketahui masyarakat. Jangan sampai saat pembangunan fisik dimulai, masalah pembebasan lahan belum beres dan jadi gejolak di masyarakat,” tambahnya.
Untuk diketahui sejumlah wilayah di Kecamatan Sepaku yakni Desa Sukomulyo, Argomulyo, dan Desa Tengin Baru masuk dalam proyek pembangunan bendungan yang memiliki daya tampung 11,6 juta meter kubik dengan debit 2.400 liter per detik. Luas bendungan mencapai 443 hektare yang terdiri atas 101 hektare untuk tubuh atau konstruksi bendungan dengan luas genangan 342 hektare. (FAD/ ADV)
Discussion about this post