PPU, Borneoupdate.com – DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara mendesak dinas pertanian agar menyiapkan solusi terkait kejadian gagal panen yang menimpa para petani. Terutama terkait perubahan pola tanam padi dari dua kali setahun menjadi tiga kali setahun dengan harapan terjadi peningkatan produksi padi. Sebab peningkatan intensitas panen dalam satu tahun membuat tanah tidak memiliki waktu istirahat untuk pemulihan kondisi sehingga berakibat penurunan kualitas tanah.
“Terkait kegagalan panen ini sebenarnya soal tidak pasnya masa tanam sebenarnya. Jadi kalau tahun-tahun yang lalu itukan dua kali panen. Ini dicoba tiga kali panen ternyata hasilnya zonk,” ujar Sujiati, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten PPU.
Ia menilai kondisi kualitas tanah yang mengalami penurunan saat dicoba untuk masa tanam dan panen tiga kali dalam setahun menjadi pemicu kegagalan panen yang dialami para petani. Hal itu berakibat pada kerugian yang diderita para petani termasuk juga mengurangi produktifitas hasil panen yang dihasilkan petani PPU setiap tahunnya.
“Itu tanah tidak ada istirahatnya. Akhirnya hama susah untuk dikendalikan. Belum lagi soal tingkat keasaman tanah yang tergolong tinggi. Padahal bagi petani masalah pH tanah dan penyediaan pupuk masih menjadi persoalan,” tuturnya lagi.
Untuk itu, Sujiati mendesak dinas pertanian memberikan solusi atas kejadian gagal panen yang dialami para petani. Mengingat mereka merupakan satuan kerja yang diamanahi meningkatkan produktifitas pertanian dan mempertahankan status PPU sebagai salah satu lumbung penghasil padi di Kaltim.
“Jadi dinas pertanian seharusnya dengan kegagalan panen ini harus menganalisa apa yang harus mereka lakukan. Termasuk penanganan tingkat keasaman tanah. Karena memang asam tanah kita tergolong tinggi,” tambahnya. (FAD)
















Discussion about this post