Balikpapan, Borneoupdate.com – Sektor otomotif menjadi salah satu yang terdampak cukup signifikan saat terjadinya pandemi Covid-19 dalam setahun terakhir. Hal itu merupakan akibat dari penurunan daya beli masyarakat yang berimbas pada bengkel-bengkel perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor. Tidak sedikit pemilik usaha bengkel yang mengeluh karena turunnya jumlah pelanggan yang mampir ke bengkel sampai penumpukan suku cadang di gudang.
Salah satunya yang dialami Misgiatno, pemilik bengkel reparasi di bilangan kilometer 10, Karang Joang, Balikpapan Utara. Ia mengakui kondisi pandemi Covid-19 cukup berpengaruh pada jumlah pelanggan yang masuk ke bengkelnya untuk melakukan servis ataupun membeli suku cadang.
“Kami sangat tergantung pelanggan. Jadi pendapatan kami sesuai naik turun jumlah pelanggan. Kalau saat pandemi ini cukup terasa dampaknya. Tidak banyak seperti saat normal lah,” ujarnya saat ditemui di bengkelnya.
Misgiatno mengisahkan penurunan pendapatan yang dialaminya bisa mencapai 50% dari kondisi normal. Dimana dari 10 pelanggan yang datang perharinya biasanya melakukan penggantian oli hingga servis rutin bulanan. Namun saat ini, pelanggan yang datang berkisar 3-4 orang saja. Hal ini membuat dirinya harus memutar otak untuk mendapatkan pemasukan lebih untuk keluarga di rumah.
“Ada yang datang paling hanya ganti oli saja. Bahkan ada yang cuma isi angin ban. Kalau dulu seharinya biasa dapat saja Rp 500 ribu. Kalau sekarang Rp 200 ribu sudah lumayan. Pernah juga cuma Rp 100 ribu. Bahkan kosongan juga pernah,” tuturnya lagi.
Meski begitu, saat bekerja memperbaiki kendaraan yang masuk ke bengkelnya, Misgiatno, tetap berupaya menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker. Termasuk menyediakan tempat mencuci tangan bagi para pelanggan yang akan menunggui kendaraannya saat diperbaiki.
“Kalau masker masih pakai lah. Minimal menjaga diri kita lah. Kadang-kadang ya tidak pakai juga. Soalnya suka sesak nafas juga pas di bawah memperbaiki di bawah mobil. Kan pengap mas,” ujarnya sambil tersenyum.
Adapun selama masa pandemi Covid-19 dan kebijakan PPKM mikro dari pemerintah setempat, Misgiatno, melakukan sejumlah perubahan pada layanannya. Ia mengandalkan jaringan pertemanan yang selama ini dimiliki untuk menambah pemasukan. Sehingga seringkali dirinya meninggalkan bengkel untuk membantu teman lain yang sedang mengerjakan perbaikan unit kendaraan.
“Intinya tidak boleh menyerah karena keadaan, di setiap masa sulit pasti akan selalu ada jalan keluar. Tinggal kitanya aja bikin strategi menyesuaikan keadaan di masa pandemi ini. Saya kadang bantu perbaikan unit teman di luar. Jadi lumayan dapat uang. Soalnya bengkel lagi sepi,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post