Balikpapan, Borneoupdate.com – Pemerintah Kota Balikpapan memulai pembahasan ulang terhadap aturan waktu melintas bagi kendaraan angkutan berat. Hal itu sebagai respon keluhan pengusaha angkutan berat yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo). Di mana pihak asosiasi meminta pemerintah mengevaluasi ulang aturan tersebut karena berdampak pada kegiatan usaha mereka.
Walikota Balikpapan, Rahmad Mas’ud mengatakan pemerintah saat ini sedang membahas persoalan tersebut bersama instansi terkait. Seperti Direktorat Lalu Lintas Polda Kaltim dan Dinas Perhubungan. Pasalnya aturan ini sebagai upaya mencegah terulangnya kecelakaan maut yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
“Sudah dibahas, makanya akan dilakukan pengkajian terlebih dahulu, dengan melibatkan Direktorat lalu lintas dan Dinas Perhubungan. Karena apapun bentuknya perekonomian di Kota Balikpapan ini harus tetap berjalan karena Balikpapan ini kan kota jasa,” ujarnya, Jumat (11/03).
Rencananya, lanjut Rahmad, pihaknya bakal mensyaratkan adanya pemeriksaan dan pengawalan terhadap angkutan berat yang masuk ke kota minyak. Mengingat keselamatan pengemudi dan pengendara lainnya menjadi prioritas utama. Namun perekonomian masyarakat harus juga tetap berjalan sebagaimana biasa.
“Kita akan beri kelonggaran tapi kalau memungkinkan, dengan salah satu syaratnya adalah harus ada pengawalan. Itu rencananya syarat yang kami minta kepada mereka. Soalnya mereka melintas di wilayah perkotaan di siang hari,” tuturnya lagi.
Menurut Rahmad, alasan utama desakan dari Aptrindo ini terkait kesulitan mengisi bahan bakar. Karena para pengemudi harus menunggu jam 22.00 Wita untuk mengisi solar untuk angkutannya. Ketika sudah mengantre di SPBU, truk yang baru saja mengisi bahan bakar tidak bisa kembali ke pool dan harus menunggu pukul 22.00 Wita lagi untuk bisa melintas.
“Kita upayakan solusi yang memuaskan bagi semua pihak. Setidaknya ekonomi tetap bisa jalan. Keselamatan warga kita juga terjaga. Memang kita sudah lihat berapa kali kecelakaan angkutan berat. Memang tanjakan kita cukup berbahaya,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post