Balikpapan, Borneoupdate.com – Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya menekan harga cabai di pasaran. Mengingat kenaikan harga yang terjadi sudah sangat tinggi. Sementara daya beli masyarakat bisa menurun karena harga yang tidak terjangkau. Hal ini tentu berpotensi komoditi cabai di pasaran malah tidak laku dan merugikan penjual.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Heria Prisni menyebutkan bahwa faktor cuaca dan hama menjadi penyebab utama kenaikan harga cabai. Apalagi curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Bahkan produksi buahnya menjadi sedikit.
“Info dari daerah pemasok hasil panen turun sampai 50%. Bahkan ada yang gagal panen. Lalu ada lagi penyakit hama cabai. Biasa 1 hektar bisa dapat 20 ton. Sekarang tidak sampai 10 ton,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/07).
Kondisi ini, lanjut Heria, mengakibatkan kekurangan pasokan ke pasaran di Balikpapan. Sementara permintaan masih dalam kondisi normal. Akibatnya tidak terjadi keseimbangan antara ketersediaan dengan permintaan di pasaran. Sehingga harga jual ke pembeli menjadi tinggi. Belum lagi harga beli di tingkat petani dan pemasok mengalami kenaikan karena menyesuaikan biaya produksi.
“Untuk harga cabai di pasar saat ini sudah mencapai angka Rp 100 ribu lebih. Sementara dari petani sendiri sudah di posisi harga kurang lebih Rp 90 ribu per kilogram. Karena petani juga berhitung pada keuntungannya. Jadi untuk harganya mereka sesuaikan dengan biaya produksi mereka,” tuturnya lagi.
Menurut Heria kondisi ini kemungkinan bertahan sampai dua bulan ke depan. Mengingat periode panen berlangsung dalam kurun waktu itu. Namun tetap saja bergantung pada faktor cuaca dan ketahanan terhadap hama. Sebab penyebab kenaikan harga cabai bergantung pada besaran produksi dan biaya pengiriman.
“Kita akui ketergantungan pasokan cabai dari Sulawesi dan Jawa. Bahkan saat ini berkurang. Hal ini disebabkan cuaca yang kurang baik dan juga terserang hama. Jadi produksi turun 50 persen. Memang menjadi masalah se-Indonesia. Semoga saja yang sudah tanam ini, dua bulan ke depan akan membaik lagi,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post