Balikpapan, Borneoupdate.com – Penetapan Kaltim sebagai daerah tertinggi kasus DBD di luar pulau Jawa mengundang perhatian DPRD Kota Balikpapan. Untuk itu lembaga legislatif ini meminta agar masyarakat dan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan meningkatkan kesadaran dalam pencegahan kasus DBD.
Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Parlindungan Sihotang mengatakan upaya preventif harus menjadi prioritas di musim penghujan seperti sekarang. Termasuk memaksimalkan peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya. Karena Provinsi Kaltim dalam status waspada terhadap penyebaran DBD.
“Sebab kasus DBD sampai September 2022 ini sudah mencapai 1.033 kasus. Tapi, ini baru September bisa ada potensi kenaikan jika tidak ada pencegahan,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (01/10)
Masyarakat, lanjut Parlindungan, merupakan garda terdepan dalam penanggulangan DBD. Maka mereka harus lebih sadar. Terutama mengupayakan lingkungan sekitar bersih tidak ada genangan di saluran air. Kemudian segera memeriksanakan anak ke dokter jika mengalami demam naik turun selama dua hari.
“Banyak kasus DBD karena masyarakat menyepelekan. Mereka anggap demam biasa minum obat saja sudah cukup tanpa harus periksa ke dokter. Sebaiknya periksa ke klinik terdekat. Jangan takut, lebih baik deteksi sejak dini. Karena sekarang status kita sudah waspada DBD,” tuturnya lagi.
Menurut Parlindungan, bagi masyarakat sebaiknya bisa bersinergi dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Sebab dengan adanya kasus DBD tersebut tentu kebutuhan darah sangat tinggi. Artinya perlu kolaborasi dari masyarakat dan pemerintah Kota Balikpapan untuk menekan laju kasus DBD yang sedang terjadi. Kalau masyarakat sadar tentu upaya yang dilakukan pemerintah kota juga lebih mudah.
“Kami berharap, pkasus DBD di Balikpapan tidak mencapai status Kejadian Luar Biasa (KLB). Kalau sudah KLB, sudah harus ekstra bekerja untuk menanganinya. Sebaiknya memang sejak dini dicegah,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post