Kutai Timur, Borneoupdate.com – Pendidikan merupakan hak seluruh putra-putri Indonesia. Karena itu, memberikan pendidikan dan akses ilmu pengetahuan yang mudah dijangkau merupakan salah satu kewajiban seluruh pihak untuk mewujudkannya.
Salah satu bagian perwujudan tersebut, yakni dengan membangun perpustakaan dimana-mana, baik di Kota, Kecamatan hingga ke Desa-desa. Terlebih Perpustakaan merupakan gudang ilmu dan sumber informasi yang penting, serta Perpustakaan bersifat universal, artinya siapapun, usia berapapun, dan apapun pekerjaannya, dapat belajar dan mencari informasi di perpustakaan.
Karena itu, guna memaksimalkan berjalannya seluruh perpustakaan yang ada di wilayah Kutim, Kepala Bidang Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan Dispusip Kutim, Akhmad Zais mengaku jika saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan untuk mengetahui kondisi di masing-masing perpustakaan.
Namun diakuinya, selama ini pihaknya belum bisa mengunjungi satu persatu perpustakaan yang ada di wilayah Kutim, lantaran terbentur dengan masalah anggaran yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kutai Timur.
“Selama saya di sini pak, kami sangat jarang ke lapangan karena terbentur dengan masalah dana yang tidak ada. Apalagi luas wilayah Kutim yang begitu luas. Rencananya jika ada anggaran kita akan mendata Perpustakaan mana saja yang perlu di rehab, baik sedang ataupun berat,” tuturnya
Diakuinya meski pihaknya tidak bisa langsung kelapangan untuk melakukan pendataan lantaran tidak memiliki anggaran, namun pihaknya tetap berupaya agar proses pendataan tersebut tetap berjalan.
“Agar proses pendataan ini tetap berjalan, kami sudah menghubungi beberapa kepala UPT di Kecamatan untuk melakukan pendataan di masing-masing wilayahnya, seperti mendokumentasikan seluruh kondisi terkini Perpustakaan yang ada di Desa,” bebernya
Karena itu, pihaknya berharap agar di tahun 2024 mendatang pemerintah bisa menggelontorkan anggaran ke Dispusip Kutim, sehingga pengembangan dan pembinaan perpustakaan yang ada di seluruh wilayah Kutim bisa berjalan secara maksimal, terlebih perpustakaan merupakan lembaga Pendidikan dan sarana untuk mencerdasakan Masyarakat dan Bangsa.
“Kami berharap ada anggaran di tahun 2024 mendatang, baik itu bersumber dari APBD Murni, dari Provinsi, atau berupa DAK dari Pemerintah Pusat, agar kita bisa melakukan rehab perpustakaan.” Tutupnya
Lebih Lanjut, Akhmad Zais juga mengakui jika buku-buku yang ada di Perustakaan di Kecamatan dan di Desa-Desa stoknya sangat kurang. Apalagi rata-rata keseluruhannya buku lama. “Kami juga sudah melakukan pendataan buku-buku yang ada.” tutupnya. (SAN/adv/DPKKaltim)
Discussion about this post