Balikpapan, Borneoupdate.com – Stunting yang masih menjadi polemik di Indonesia, menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh pihak untuk menekan angka pertumbuhannya. PT PLN (Persero) pun turut mengambil peran dalam menekan pertumbuhan angka stunting. Melalui Employee Volunteering Program (EVP) PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (PLN UIP KLT), lakukan kegiatan untuk pencegahan dan penangkalan stunting di Kota Balikpapan, Samarinda, Kabupaten Berau dan Kota Banjarbaru.
Kegiatan yang dilakukan mulai dari penyuluhan/edukasi, pemenuhan kebutuhan gizi, hingga bantuan usaha mandiri. Sekitar 128 anak dengan kondisi stunted, dan 74 ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK), menjadi target penerima manfaat.
General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar menyampaikan bahwa dengan program ini, PLN menyatakan komitmennya selain untuk memberikan kesejahteraan melalui penyediaan tenaga listrik, juga turut hadir dalam memberikan kesejahteraan dalam kehidupan sosial masyarakat. Tema pencegahan dan penangkalan kasus stunting ini menjadi topik utama dalam program EVP, sehingga seluruh insan PLN UIP KLT akan terlibat secara langsung.
“Program Cekal Stunting di UIP KLT ini dilaksanakan mulanya berkat inisiasi dari Srikandi, dimana lokasi utamanya adalah di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda. Pada lokasi tersebut merupakan tempat dengan angka stunting nya cukup tinggi berdasarkan data dari RPJMD Provinsi Kaltim. Tetapi tidak hanya para Srikandi saja, seluruh insan PLN UIP KLT dapat terlibat juga, sehingga dampaknya juga dapat dirasakan oleh penerima manfaat di tempat lain,” tambah Raja.
Program yang di launching pada 29/11 lalu oleh Direktur Manajemen Proyek dan EBT PLN, Wiluyo Kusdwiharto ini bekerja sama dengan Rumah Zakat dalam pelaksanaannya. Sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran dan tepat manfaat.
Raja menjelaskan bahwa selain melibatkan Rumah Zakat sebagai yayasan sosial, PLN UIP KLT juga melibatkan puskesmas di masing-masing lokasi, gunanya untuk memonitoring tumbuh kembang anak balita yang menjadi penerima manfaat. Karena diharapkan dengan bantuan pemenuhan kebutuhan gizi si anak tersebut dapat meningkatkan berat badan sesuai dengan anjuran dari Dokter.
“Selain bantuan pemenuhan kebutuhan gizi, penyuluhan atau edukasi juga menjadi bagian dalam program ini, dimana dijelaskan bahwa permasalahan anak malas makan menjadi problem kebanyakan orang tua, sehingga melalui kader-kader posyandu ini diharapkan orang tua juga lebih paham bagaimana menyikapi hal tersebut. Selain itu, permasalahan stunting terjadi juga disebabkan karena kondisi perekonomian, sehingga untuk lokasi di Kelurahan Teluk Lerong Ulu para orang tua dengan anak kondisi stunted mendapatkan bantuan usaha mandiri berupa media tanam. Diharapkan di wilayah itu sendiri tercipta lingkungan Kebun Gizi yang nantinya hasil dari kegiatan bercocok tanam tersebut dapat di gunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga serta dapat diperjual belikan. Sehingga perekonomian keluarga dan wilayah tersebut membaik,” ucap Raja.
Aco, salah satu orang tua penerima manfaat mengapresiasi kepedulian PLN kepada masyarakat dan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada anaknya. “Terima kasih kepada PLN UIP KLT atas bantuan nya kepada anak saya Zahra, semoga anak saya diberikan kesehatan dan dapat mengejar ketertinggalan berat badannya.”
Senada dengan Aco, apresiasi juga datang dari Lurah Kariangau, Singgih Aji Wibowo dan Kepala Puskesmas Kariangau dr. Nur Ayu Hasanah.
Dalam sambutannya dr. Ayu mengucapkan terimakasih kepada PLN yang peduli dengan kesehatan warga Kariangau Balikpapan, khususnya baduta stunting & stunted, “Kegiatan ini tepat sasaran, dimana baduta yang menerima bantuan merupakan rekomendasi dari puskesmas melalui pemeriksaan rutin, dan dengan program ini kondisi stunting bisa dicekal dan ditangani.” (*)
Discussion about this post