Samarinda, Borneoupdate.com – Pustakawan telah lama menjadi garda terdepan dalam memperkuat literasi di kalangan masyarakat. Mereka tidak hanya bertugas menjaga dan mengatur koleksi buku, tetapi juga memiliki peran penting dalam mengembangkan minat baca serta pengetahuan masyarakat. Di Kalimantan Timur, peran pustakawan diharapkan meliputi pendampingan pencarian informasi, edukasi digital dan advokasi literasi di era digital saat ini.
“Pustakawan adalah profesi. Seseorang dapat dikatakan pustakawan ketika ia memiliki kompetensi, yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Tupoksinya melakukan pelayanan perpustakaan hingga melakukan pengembangan seperti mengkaji dan menganalisis,” ujar Hana Iriana, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (P3KM) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur.
Di Indonesia, peran pustakawan semakin diakui sebagai agen perubahan dalam mendukung pembangunan literasi nasional. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber pengetahuan yang ada di perpustakaan. Salah satu kegiatan yang dilakukan pustakawan adalah mengorganisir program-program literasi untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi masyarakat dari berbagai kalangan usia. Program-program ini tidak hanya dijalankan di perpustakaan, tetapi juga mencakup kegiatan di sekolah, komunitas, dan tempat umum lainnya.
“Bentuk upaya kita meningkatkan literasi tentunya tidak bisa dilakukan sendiri. Kami (DPK Kaltim) juga aktif berkolaborasi dengan pihak-pihak termasuk Ikatan Pustakawan Indonesia khususnya yang berada di wilayah Kaltim,” tambah Hana.
Meskipun peran mereka vital, sayangnya jumlah pustakawan di Indonesia masih tergolong minim. Di Kaltim, hanya dua pustakawan yang terdata telah menempuh pendidikan dan tersertifikasi. Hana mengungkapkan perlunya dorongan agar semakin banyak masyarakat yang berminat pada bidang pustakawan.
“Jumlah pustakawan masih sangat sedikit, yaitu 1.57% dari kebutuhan. Di Kalimantan Timur, hanya tercatat dua orang pustakawan yang benar-benar memiliki kompetensi. Hal ini harapannya dapat ditingkatkan karena kebutuhan pustakawan kita lebih banyak dari itu,” imbuhnya lagi.
Menurut Perpusnas, masalah ini juga menjadi sorotan bagi seluruh pustakawan di Indonesia dan akan dibahas pada RAKORNAS tahun 2024. Data Perpusnas tahun 2023 menunjukkan jumlah pustakawan di seluruh tanah air baru mencapai 3.895 orang, sementara kebutuhan tenaga pustakawan di Indonesia mencapai 439.680 orang yang tersebar pada berbagai jenis perpustakaan di daerah.
Oleh karena itu, dalam menghadapi era digital, peran penting pustakawan dalam membangun literasi semakin diperlukan. Dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak diharapkan dapat memperluas jumlah dan kompetensi pustakawan di seluruh Indonesia, memastikan upaya bersama dalam meningkatkan literasi bangsa. (*)
Discussion about this post