Balikpapan, Borneoupdate.com – Tingginya kebutuhan BBM di Kota Balikpapan belum sebanding dengan ketersediaan SPBU. Akibatnya antrian kendaraan masih sering terjadi di beberapa titik. Sementara pihak Pertamina mengaku sudah mengirimkan BBM sesuai kuota yang tersedia. Tanpa ada melakukan pengurangan pasokan.
Area Manager Communication, Relations & CSR Patra Niaga Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra mengatakan solusi untuk di Balikpapan terletak pada penambahan SPBU. Apalagi hingga kini baru terdapat 14 SPBU yang beroperasi. Artinya kota ini memerlukan investor yang siap membuka usaha SPBU secepatnya.
“SPBU yang baru cuma ada satu di dekat lapangan Merdeka. Itu pun skalanya tidak terlalu besar. Sama yang di Kelurahan Graha. Tapi masih ada perundingan dengan warga,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (16/07).
Menurut Arya, pihak Pertamina memiliki dua konsep kemitraan usaha SPBU. Yakni melalui Pertashop dan SPBU. Untuk kedua jenis tersebut ada biaya investasi yang dibutuhkan. Di mana membangun Pertashop memerlukan dana antara Rp 350 hingga 750 juta. Sementara SPBU tentu memerlukan anggaran yang lebih besar. Yaitu sekitar Rp 5 miliar.
“Balikpapan ini kan penyangga IKN. Makanya fasilitas seperti SPBU tergolong mendesak untuk tersedia. Ini yang kita khawatirkan. Jadi kita butuh dukungan dari kawan-kawan, stakeholder bisa menarik investor SPBU,” tuturnya lagi.
Arya mengakui proses pembangunan SPBU tidaklah gampang. Terutama dari segi perizinan dan waktu pengurusan. Investor harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat hingga pemerintah pusat. Otomatis jangka waktunya bisa berkisar antara setahun hingga dua tahun. Kondisi itu akan berhadapan dengan pertambahan jumlah kendaraan.
“ Masalah pembangunan SPBU itu soal waktu dan jumlah izinnya. Sampai belasan izin kan ngurusnya bisa setahun dua tahun. Idealnya Balikpapan ini punya 30 SPBU. Surabaya saja punya 100 SPBU. Kalau masih 14 SPBU saya kira tetap antrian seperti sekarang,” tambahnya. (FAD)
Discussion about this post