PPU, Borneoupdate.com – Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, mengajak masyarakat menjadikan semangat Idul Adha sebagai kekuatan moral untuk mempererat persaudaraan, memperkuat kohesi sosial serta membangun kehidupan yang adil dan sejahtera. Dalam momen perayaan Idul Adha 1446 Hijriah, ia menekankan pentingnya menjadikan keteladanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sebagai inspirasi hidup berbangsa dan beragama.
“Kita semua harus meneladani semangat pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Pengorbanan itu bukan sekadar penyembelihan hewan kurban, melainkan komitmen terhadap nilai-nilai luhur seperti keimanan, keikhlasan, dan ketaatan kepada Allah SWT,” ujarnya, Jumat (06/06).
Mudyat menyampaikan harapan agar seluruh umat Islam di PPU tidak hanya menjadikan kurban sebagai ritual tahunan, tetapi sebagai jalan untuk memperkuat nilai-nilai sosial yang mendasar. “Semangat berkurban harus meresap dalam hati umat Islam. Ini adalah momen reflektif untuk memperbaiki diri, menumbuhkan empati, serta memperkuat kesabaran dan keikhlasan,” lanjutnya.
Bupati juga mengajak masyarakat memanfaatkan momentum Idul Adha untuk membangun solidaritas sosial yang nyata di tengah masyarakat. Ia mengingatkan pembagian daging kurban sejatinya merupakan simbol penting dari ajaran Islam untuk saling peduli dan membangun ikatan antar sesama.
“Pada hari yang mulia ini, kita diajarkan untuk berbagi. Kurban bukan hanya bentuk ibadah individual, tetapi gerakan sosial yang memperkuat silaturahmi dan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan,” tuturnya lagi.
Mudyat juga menyoroti pentingnya Idul Adha sebagai ruang dialog kebangsaan dalam konteks kemajemukan. Ia menilai perbedaan suku, agama dan budaya bukanlah penghalang bagi persatuan. Melainkan kekayaan yang harus dijaga dengan toleransi dan saling pengertian.
“Perbedaan adalah kehendak Allah SWT. Kita harus menjadikannya sebagai dasar untuk memperkuat persaudaraan. Maka, mari kita kembangkan sikap tepo seliro, saling menghargai, dan hidup dalam damai,” tegasnya.
Mudyat menutup pesannya dengan dorongan kuat kepada seluruh lapisan masyarakat untuk terus menjaga semangat gotong royong dan membangun kohesivitas sosial. Dirinya menegaskan komitmennya dalam membangun PPU sebagai kabupaten yang tidak hanya kuat secara spiritual namun juga tangguh dalam menghadapi tantangan sosial. Hal itu demi menciptakan PPU yang rukun, inklusif dan berkeadaban. (*/ANA/DiskominfoPPU)
Discussion about this post