Samarinda, Borneoupdate.com – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan, mendorong transformasi pendidikan nasional dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berakar pada jati diri bangsa. Ia menekankan pentingnya pemerataan akses pendidikan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia, tanpa terkecuali.
Dalam persoalan pendidikan, Agusriansyah meminta tidak ada paradigma eksklusif yang hanya menguntungkan kelompok tertentu. Ia menilai, kebijakan pendidikan saat ini harus berlandaskan pada prinsip keadilan sosial, kesinambungan program, serta perlindungan hukum yang kuat bagi peserta didik di semua wilayah.
“Kita tidak bisa membiarkan hanya anak-anak dari kelompok tertentu yang mendapat pendidikan bermutu. Negara harus hadir untuk seluruh anak bangsa, tanpa memandang latar belakang ekonomi, geografis atau status sosial,” ujarnya saat menghadiri kunjungan Wamenristekdikti, Rabu (18/06).
Agus mengajak seluruh pemangku kebijakan untuk membangun sistem pendidikan yang tidak bergantung pada standar luar negeri semata. Menurutnya, ukuran keberhasilan pendidikan tidak seharusnya selalu merujuk pada sistem asing yang belum tentu sesuai dengan karakter dan kebutuhan bangsa Indonesia.
“Kualitas pendidikan bukan soal siapa yang paling mirip dengan sistem luar. Tapi siapa yang paling relevan dan berguna bagi bangsanya sendiri. Maka kami ingin konsep inklusif menjadi ruh dalam penyelenggaraan pendidikan,” jelasnya.
Menurut Agusriansyah pembangunan kurikulum harus kembali berpijak pada nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Ia menekankan pemerintah wajib menanamkan semangat kebangsaan, gotong royong dan kemandirian kepada generasi muda. Karena hal itu jelas menjadi tujuan utama pendidikan nasional.
“Jangan sampai kita terbawa arus persepsi bahwa pendidikan yang unggul hanya berasal dari luar. Kita harus percaya kearifan lokal dan kultur Indonesia justru menjadi kekuatan utama. Jangan juga kita ini malu dengan kultur sendiri,” tuturnya lagi.
Untuk itu, Agus mengajak pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat ekosistem pendidikan yang berpihak pada karakter bangsa. Meskipun perubahan memerlukan waktu, proyek ini sangat strategis untuk menjaga kedaulatan nasional dan mencetak sumber daya manusia unggul. Agar cita-cita Indonesia emas bisa tercapai.
“Kurikulum dan ekosistem pendidikan kita harus berpijak pada nilai-nilai luhur bangsa. Meski jalannya bertahap, ini adalah proyek strategis untuk menjaga kedaulatan dan membuktikan Indonesia mampu mencetak SDM unggul berwawasan kebangsaan,” tutupnya. (Adv/MAN)
Discussion about this post