Samarinda, Borneoupdate.com – Komisi II DPRD Kalimantan Timur mengingatkan pemerintah daerah agar tidak lengah menghadapi derasnya arus pendatang yang masuk ke wilayah Kaltim. Terutama karena berdampingan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Pihak legislatif mendorong pelatihan kerja berbasis industri untuk generasi muda lokal sebagai bentuk antisipasi ketimpangan daya saing tenaga kerja.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Shemmy Permata Sari, meminta pemerintah harus segera mengambil langkah konkret agar pemuda lokal tidak kalah bersaing di pasar kerja. Apalagi kehadiran tenaga kerja dari luar Kaltim menjadi tantangan serius yang harus dijawab dengan program pelatihan yang terarah dan sesuai kebutuhan industri.
“Kita harus mempersiapkan anak-anak muda Kaltim untuk mampu bersaing. Jangan sampai kita hanya jadi penonton di daerah sendiri. Karena itu, pelatihan berbasis industri menjadi sangat penting,” ujarnya, Senin (07/07).
Shemmy menjelaskan pelatihan yang dimaksud bukan hanya formalitas seremonial. Tetapi harus melibatkan industri secara langsung. Dengan menggandeng pihak swasta, pelatihan bisa menyesuaikan standar dan kebutuhan dunia kerja. Agar para lulusan tidak sekadar mendapatkan sertifikat. Namun memiliki keterampilan yang bisa langsung digunakan.
“Kami mendorong Dinas Tenaga Kerja dan instansi terkait untuk menjalin kemitraan aktif dengan perusahaan-perusahaan, baik di sektor pertambangan, konstruksi, maupun manufaktur. Mereka harus dilibatkan sejak proses perencanaan hingga pelatihan berlangsung,” ungkapnya.
Komisi II, lanjut Shemmy, juga menyoroti pentingnya pemetaan kebutuhan tenaga kerja di Kaltim. Ia menilai, tanpa data dan koordinasi yang baik, program pelatihan hanya akan menjadi kegiatan rutin tanpa dampak signifikan bagi penyerapan tenaga kerja lokal. Mengingat fakta di lapangan menunjukkan banyak lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi di Kaltim masih menganggur.
“Kondisi ini menunjukkan angkatan kerja kita belum siap masuk ke industri. Karena ternyata keterampilan mereka tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Banyak lulusan menganggur bukan karena malas. Tapi mungkin bekalnya belum masuk kompetensi yang relevan,” tuturnya.
Lebih jauh, Shemmy berharap pelatihan kerja ini tidak hanya menyasar kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan. Tetapi juga menjangkau wilayah pedalaman dan pesisir. Ia menilai pemerataan akses pelatihan akan memperkuat kesiapan SDM Kaltim secara menyeluruh.
“Pembangunan IKN adalah momentum besar. Tapi jika tidak disertai kesiapan SDM lokal, maka kita hanya akan jadi penonton. Komisi II akan terus mengawal agar pemuda-pemuda kita tidak tertinggal,” pungkasnya. (Adv/SAN)
Discussion about this post