Balikpapan, Borneoupdate.com – Bagi sebagian orang, pandemi Covid-19 cukup menghantui kondisi kesehatan mereka. Hal itu mengingat cukup banyak korban meninggal bertumbangan dengan status terkonfirmasi positif virus corona. Tidak hanya itu, pola perilaku sehari-hari juga dipaksa berubah menyesuaikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Namun dampak virus yang bermula dari Kota Wuhan di negara Tiongkok sana tidak hanya sebatas fisik saja. Tapi juga menyentuh mental masyarakat yang dibarengi rasa takut beraktivitas di luar rumah. Apalagi kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia dalam tujuh bulan terakhir hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda..
Di Balikpapan yang menjadi pintu masuk Provinsi Kaltim, makin terbatasnya ruang gerak dan kenaikan tingkat kecemasan berimbas pada banyak hal. Salah satu diantaranya masyarakat khawatir untuk berpartisipasi dalam kegiatan donor darah. Akibatnya, stok kantong darah di Palang Merah Indonesia (PMI) tidak sebanding dengan permintaan selama pandemi corona.
Padahal donor darah bagi si pendonor memiliki banyak manfaat, mulai dari mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan risiko kanker hingga menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Sementara transfusi darah diperlukan jika seseorang kehilangan terlalu banyak darah karena cedera atau selama prosedur pembedahan. Termasuk juga pada seseorang yang tubuhnya tidak mampu memproduksi darah dengan baik karena penyakit tertentu.
“Sayangnya selama pandemi Covid-19 tak sedikit orang yang mengurungkan niat untuk melakukan donor darah lantaran khawatir akan terinfeksi virus corona. Padahal mendonorkan darah jauh lebih penting selama pandemi untuk memenuhi kebutuhan darah pasien,” ujar Rini Asnija, Teknisi Transfusi Darah PMI Kota Balikpapan.
Ia mengungkapkan di Balikpapan saja, berdasarkan catatan Palang Merah Indonesia, sejak awal pandemi selalu kekurangan stok darah. Kondisi ini telah terjadi sejak Maret 2020 yang menjadi awal pandemi Covid-19 melanda sejumlah daerah yang ada di Indonesia termasuk Kota Balikpapan.
“Catatan kami menunjukkan ketersediaan stok darah di PMI Kota Balikpapan sempat menurun hingga hanya tersedia sekitar 20% dari kebutuhan rata-rata sekitar 70 kantong per hari di awal pandemi Covid-19,” tuturnya.
Kondisi ini lanjut Rini, dipicu kekhawatiran banyak pendonor yang biasa mendonorkan darahnya khawatir terhadap ancaman penyebaran virus corona. Apalagi pemerintah setempat sempat memberlakukan pembatasan sosial secara lokal pada kegiatan di luar rumah saat kasus positif sedang tinggi.

“Jadi jumlah donasi darah kita di awal pandemi itu sempat turun drastis, kita sempat terseok-seok, dan penurunan sangat luar biasa ya khususnya untuk memenuhi kebutuhan pasien pasien yang memang rutin membutuhkan transfusi darah,” urainya.
Rini mengisahkan kondisi minimnya stok darah tersebut berlangsung hingga sekitar 3 bulan dari awal bulan Maret hingga Mei 2020 selama pembatasan sosial. Akibatnya, banyak pasien yang rutin melakukan transfusi darah menjadi kesulitan memperoleh stok darah. Selain itu, PMI juga membatalkan jadwal pengumpulan donor darah karena dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan, yang ditengarai berpotensi penyebaran virus corona. Akibatnya PMI di Balikpapan hanya mengandalkan pasokan stok darah dari pendonor TNI Polri dan keluarga pasien.
“Memang sebagian masyarakat ketakutan untuk melakukan donor darah karena ketika melaksanakan donor darah akan timbul kerumunan yang bisa meningkatkan potensi penyebaran Covid-19. Tapi dalam dunia donor darah itu, setiap pasien yang membutuhkan darah tidak peduli kondisi seperti apa mau pandemi atau apa, transfusi darah tetap dibutuhkan untuk setiap hari,” ungkapnya.
Untuk triwulan keempat 2020 ini, menurut Rini memang bisa dikatakan kasus terkonfirmasi positif di Balikpapan mulai melandai. Terbukti kota ini sudah berhasil keluar dari zona merah dan beralih ke zona kuning. Bahkan pemerintah setempat sudah melonggarkan sejumlah pembatasan terhadap sektor bisnis agar ekonomi bisa menggeliat. Meskipun begitu ternyata kekhawatiran masyarakat untuk mendonorkan darah masih ada.
“Kalau sekarang ketersediaan stok darah di PMI Kota Balikpapan sudah bisa terpenuhi hingga 50%. Pandemi boleh saja terus berjalan tapi kebutuhan masyarakat terhadap stok darah masih terus berjalan, jadi yang perlu dilakukan adalah kita harus menyesuaikan diri beradaptasi dengan situasi yg normal,” jelasnya.
Makanya PMI terus gencar melakukan sosialisasi secara langsung atau melalui media sosial untuk meminta partisipasi masyarakat dalam kegiatan donor darah. Termasuk juga dengan mengaktifkan kembali jadwal pelaksanaan donor darah di sejumlah instansi. Serta relawan donor darah, dan menyebar informasi kebutuhan darah melalui media sosial.
Dalam setiap kegiatan sosialisasi, jelas RIni, pihaknya selalu menyampaikan informasi kepada masyarakat, tentang keamanan donor darah dari ancaman virus corona. Karena secara medis, virus corona tidak bisa menyebar melalui transfusi darah selama menerapkan protokol kesehatan.
“Kita memang tidak bisa menjamin 100% pelaksanaan donor darah bisa bebas sepenuhnya tapi kita akan berusaha semaksimal mungkin agar menciptakan pelaksanaan kegiatan donor tersebut bisa benar-benar aman,” tuturnya.
Dalam melaksanakan donor darah, tambah RIni pihaknya memastikan seluruh standar protokol kesehatan yang ditetapkan di jalan dengan baik. Seperti selalu menggunakan masker, mencuci tangan kemudian menjaga jarak. Serta memeriksa suhu bagi pendonor sebelum mengikuti pelaksanaan donor darah. Bahkan setiap ruangan atau lokasi yang dipergunakan untuk kegiatan donor darah selalu semprot dengan cairan disinfektan. (FAD)
















Discussion about this post