Samarinda, Borneoupdate.com – Plt Wali Kota Samarinda, Dr H Rusmadi, mengungkapkan betapa pentingnya peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mengatasi masalah stunting di wilayahnya. Dalam sebuah pertemuan yang diadakan baru-baru ini, Rusmadi menekankan bahwa TPK berfungsi sebagai garda terdepan dalam upaya mempercepat penurunan risiko stunting dan mendukung program pembangunan keluarga, kependudukan, serta keluarga berencana.
Stunting merupakan masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, dan menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah. Menurut Rusmadi, penguatan kapasitas TPK di Kota Samarinda sangat penting untuk mencapai tujuannasional dalam menurunkan angka stunting. Dia menekankan, “Dukungan terhadap TPK adalah langkah strategis yang harus diambil untuk memastikan anak-anak di Samarinda mendapatkan nutrisi yang baik dan mampu tumbuh sehat.”
Dalam upaya ini, pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung target nasional yang ditetapkan, yaitu penurunan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024. Rusmadi menjelaskan bahwa dengan pelatihan dan peningkatan kapasitas TPK, mereka dapat lebih efektif dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada keluarga, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak di bawah lima tahun.
Kegiatan pelatihan bagi TPK pun telah direncanakan, dengan harapan dapat memberikan wawasan dan keterampilan baru dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan anak. TPK diharapkan bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat, sehingga informasi dan program penanganan stunting dapat diterima dan diimplementasikan dengan baik di tingkat keluarga.
“Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan TPK, kami dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan,” tambahnya.
Dr H Rusmadi juga mengingatkan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam penanganan stunting. Ia mengajak masyarakat untuk lebih sadar tentang pentingnya gizi yang seimbang dan pola hidup sehat demi kesehatan generasi penerus.
Sebagai langkah lanjutan, pemerintah daerah juga berencana untuk melibatkan sektor swasta dan organisasi masyarakat dalam upaya sosialisasi program-program terkait kesehatan dan gizi. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan Samarinda dapat menjadi contoh dalam penanganan stunting di Indonesia.
Dengan demikian, keberadaan Tim Pendamping Keluarga (TPK) menjadi sangat krusial dalam mengatasi masalah stunting dan mendukung pembangunan keluarga yang lebih baik di Kota Samarinda. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan perkembangan anak, serta menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas. (*/MAN)
Discussion about this post