Balikpapan, Borneoupdate.com – Status beberapa kelurahan yang masuk kategori rendah untuk penyebaran virus corona, membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan berencana melakukan simulasi kegiatan pembelajaran dengan tatap muka dalam waktu dekat. Rencananya ada dua kelurahan yang ditunjuk melakukan kegiatan simulasi pembelajaran itu yakni Kelurahan Teritip di Balikpapan Timur dan Kelurahan Kariangau di Balikpapan Barat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Muhaimin mengatakan dua kelurahan tersebut masuk tahap awal simulasi karena memiliki kasus Covid-19 terendah di Balikpapan. Namun kegiatan simulasi bukan berarti pembelajaran tatap muka bisa berlanjut karena ada sejumlah hal yang harus dipenuhi pihak sekolah sesuai protokol kesehatan Covid-19.
“Rencana ini bermula karena banyak masyarakat yang bertanya kapan pembelajaran sekolah di Balikpapan dapat dimulai. Namun, sesuai pedoman keputusan bersama empat menteri beberapa waktu lalu, kegiatan belajar tatap muka di sekolah selama pandemi dapat dilakukan jika suatu wilayah berada di zona hijau dan zona kuning,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (31/10)
Yang jelas saat ini lanjut Muhaimin, Kota Balikpapan masih berstatus zona orange untuk penyebaran angka terkonfirmasi positif Covid-19 sesuai analisis Satgas Nasional. Adapun simulasi kegiatan belajar tatap muka di wilayah kelurahan yang ditunjuk berdasarkan rendahnya tingkat penyebaran virus corona sesuai data Satgas Covid-19 Kota Balikpapan.
“Hingga pekan ini, Kota Balikpapan masih berada di zona oranye dari analisis Satgas Nasional. Karena itu, kami melakukan persiapan dengan melakukan simulasi belajar tatap muka hanya di wilayah kelurahan yang memiliki kasus rendah atau sudah kuning,” tuturnya.
Menurut Muhaimin dari hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Kelurahan Kariangau dan Kelurahan Teritip dilaporkan memiliki angka kasus Covid-19 terendah. Sehingga kedua kelurahan ini yang dipilih untuk melakukan simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah. Pada tahap awal ini, sekolah jenjang SMP yang akan melaksanakan simulasi. Mengingat para siswa SMP masuk usia lebih dewasa dan dapat berperan lebih aktif menjaga protokol kesehatan.
“Hingga pekan ini, kami di Dinas Pendidikan, masih melakukan pendataan agar syarat simulasi pembelajaran dapat terpenuhi. Yaitu 90 persen siswa, guru yang mengajar, dan pegawai di sekolah tersebut berasal dari kelurahan yang sama. Hal ini untuk mencegah potensi penularan Covid-19 sewaktu-waktu,” lanjutnya.
Muhaimin menambahkan jika semua syarat terpenuhi, maka sekolah di kelurahan tersebut dapat melaksanakan simulasi dengan proses pembelajaran 50 persen tatap muka dan 50 persen daring. Kemudian setiap kelas nantinya diisi maksimal 50 persen dari kapasitas ruangan atau kelas. Selain itu penerapan protokol kesehatan bagi siswa, guru, dan pegawai di sekolah. (FAD)
Discussion about this post