Balikpapan, Borneoupdate.com – Upaya mencegah penyebaran paham radikalisme tidak lagi hanya menyasar kalangan dewasa. Dalam kegiatan “Kumpul Bareng Forum Anak Balikpapan” (KbFA), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan menggandeng Satgaswil Kalimantan Timur Densus 88 Anti Teror Polri untuk memberikan edukasi langsung kepada puluhan anak.
Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan, Umar Adi mengatakan perwakilan tim Densus 88 mengajak anak-anak memahami ciri-ciri awal penyebaran ideologi kekerasan. Lalu memberikan saran cara bersikap ketika menemui indikasi tersebut di lingkungan mereka. “Kami tidak ingin anak-anak menjadi korban propaganda. Justru mereka harus siap menjadi pelopor sekaligus pelapor jika melihat tanda-tanda penyebaran radikalisme di sekitar,” ujarnya, Kamis (17/07).
Anak-anak, lanjut Umar, tampak antusias mengikuti simulasi dan studi kasus yang diberikan. Melalui pendekatan visual dan komunikasi yang sesuai usia, Densus 88 berhasil membangun pemahaman mendasar tentang bahaya radikalisme dan pentingnya menjaga persatuan.
Selain itu, ia menilai keterlibatan aparat seperti Densus 88 sangat strategis dalam menanamkan kesadaran keamanan sejak usia dini. Apalagi kalangan anak-anak kini menjadi kelompok yang sangat rentan terpapar pengaruh negatif. Terutama melalui internet yang terbuka secara bebas tanpa ada perlindungan.
“Anak-anak saat ini rentan terhadap berbagai pengaruh negatif, mulai dari radikalisme, narkoba, hingga pergaulan bebas. Mereka perlu dibekali edukasi agar mampu menjadi pelopor perubahan di lingkungan masing-masing,” jelasnya.
Menurut Umar forum anak memiliki peran sebagai media aktualisasi diri dan partisipasi sosial. Jadi forum ini bukan sekadar wadah berkumpul namun juga sarana pembentukan karakter dan kepemimpinan. Kondisi itu mendorong DP3AKB secara konsisten mendorong forum anak di setiap kecamatan dan kelurahan. Khususnya untuk aktif menyuarakan isu-isu perlindungan anak, serta membangun solidaritas antar sesama.
“Makanya kegiatan semacam ini terus kami galakkan. Mengingat hal-hal seperti ajakan ekstrem bisa datang dari media sosial. Sekarang dari kegiatan ini mereka jadi tahu harus cerita ke siapa kalau menemukan yang aneh-aneh,” tuturnya lagi.
Umar berharap kegiatan ini dapat memperkuat benteng perlindungan anak dari ancaman ideologi kekerasan yang semakin tersembunyi. Dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif, DP3AKB ingin mencetak generasi muda yang berani, kritis dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya.
“Kalau anak-anak sudah sadar sejak dini, maka mereka bisa menjadi barisan terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa,” tutupnya. (Adv/SUS)
Discussion about this post