Balikpapan, Borneoupdate.com – Tidak semua jalan harus dilalui. Apalagi kaki kita cuma dua dan langkah pun terbatas. Maka kita harus mampu memilih mana jalan yang memang kita ingini. Ini sebenarnya cerita lama. Saya bilang ke teman di grup WA ini “cerita mati”. Karena memang 3 tahun berencana gak juga jadi. Sebuah niatan yang berawal dari postingan teman bacpacker. Sebuah keinginan perjalanan melintasi Pulau Sumatera dari dua jalur berbeda.
Memaksa diri berangkat sendirian pun tentu beresiko. Mulai biaya yang mahal dan letak tujuan nun jauh di sana. Saya di Pulau Kalimantan bagian timur dan Sumatera ada di bagian barat Indonesia. Sampai datanglah pandemi Covid-19 yang membatasi kegiatan di luar ruangan. Bahkan secara pribadi membuatku tidak melakukan perjalanan ke luar pulau Kalimantan dalam kurun waktu dua tahun.
Paruh terakhir 2022 lalu barulah kaki ini menjejak Pulau Jawa lagi. Ketika ada panggilan bertugas di Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Mewujudkan amanah pembangunan TK Aisyiyah di pusat relokasi warga terdampak erupsi.
Dipikir-pikir ingin juga rencana roadtrip lintas Sumatera ini terwujud. Saya sempat posting ulang rencana itu di tahun 2022 lalu. “Perkiraan waktu tempuh PP selama 12 hari. Titik kumpul Surabaya. Biaya full sharecost. Tidur di hotel bulan bintang (masjid),” tulisku di grup Whatsapp. Tapi ujungnya kembali menguap sebatas wacana.
Hingga Juni 2023, akhirnya rencana itu pun terlaksana. Teman asal Sumatera Barat yang tinggal di Balikpapan, Zolfan Bpp, kembali mengingatkan rencana jelajah Sumatera. “Pekan depan gas. Kita star Jakarta aja. Lebih simpel,” tulisnya di grup WA. Ketika itu sudah ada lima teman yang siap bergabung. Yakni kami berdua ditambah Ananda, Solihin Ikin dan Khairil Anwar Diniy. Dua nama terakhir sudah sering bersama saya dalam respon bencana di MDMC Kaltim.
Di perjalanan ini semua biaya ditanggung bersama. Bahkan penginapan Rp 0,-. Karena kita hanya tidur di mobil atau di hotel bulan bintang. Untuk MCK cukup mampir ke masjid dan SPBU yang tersebar hampir merata di jalur lintas Sumatera. Tak lupa menyiapkan uang pecahan. Itu untuk warga yang mengatur lalu lintas di jalur macet atau biaya MCK.
Kami mengawali perjalanan di jalur timur dari Lampung hingga Banda Aceh. Lalu menyeberang ke Sabang. Kemudian pulang lewat jalur barat dan tengah Sumatera. Overall jalannya sudah bagus meski ada perbaikan di beberapa titik. Lalu lintas cukup padat oleh kendaraan. Terutama di daerah besar seperti Lampung, Palembang, Padang, Medan dan Aceh. Bahkan sudah ada dua tol yang mampu memangkas waktu tempuh kami di Sumatera.
Sampai di sini saya pikir detail perjalanan ini cukuplah jadi obrolan lisan. Apalagi saat kumpul angkat cangkir kopi. Sudah banyak yang mengulas lokasi wisata, alur jalan hingga biaya yang terpakai. Masing-masing pasti punya sisi dan sudut pandang yang berbeda. Tapi selalu saja ada cerita dan derita di sebaliknya. Insya Allah saya buat sisi lainnya saja.
Jadi di sinilah kami menjelajah. Dari pulau kami di pertengahan Nusantara. Hingga menjejak Sabang di ujung barat Indonesia. Intinya lokasi yang dituju hanya bonus tapi jangan lupakan bagaimana selamat sampai ke rumah. Proses yang dilalui saat di jalan juga bisa jadi cerita kok. Tetap jaga diri dan keselamatan di saat berpetualang. Jangan lupa jaga kebersihan, jangan ambil apapun kecuali foto dan jangan tinggal apapun kecuali kenangan. #salam tangguh. (*)
Discussion about this post