Samarinda. Borneoupdate.com, Pandemi Covid-19 telah meluluh lantakkan ekonomi di segala lini, mulai kalangan pengusaha hingga masyarakat bawah, termasuk pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Samarinda 2020 yang harus alami pengalihan 30 persen untuk penanganan Covid-19.
Kondisi ini seperti yang diakui oleh Fuad Fakhruddin, Ketua Komisi 2 Bidang Ekonomi dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Senin (9/11/2020)
“Adanya pandemi Covid-19 memang sangat berpengaruh terhadap pembangunan beberapa proyek, proyek-proyek pembangunan di APBD murni 2020 yang memiliki total jumlah 3,1 Triliun terpaksa harus tertunda akibat 30 persen anggaran dialihkan bagi penanganan Covid-19,” jelas politisi asal Fraksi Gerindra ini.
Langkah ini harus diambil karena selain keterbatasan anggaran, maka penanganan kesehatan kiranya harus didahulukan karena berhubungan dengan keselamatan jiwa. Meski demikian proyek-proyek pembangunan yang tertunda tersebut, ungkap Fuad, akan tetap dilanjutkan.
“Untuk itulah di APBD Perubahan 2020 yang memiliki jumlah 2,576 Triliun ini, semua proyek yang tertunda dilaksanakan di APBD murni 2020 kembali mulai berjalan meski harus bertahap,” imbuhnya.
Fuad lalu mencontohkan proyek – proyek yang sedang berjalan namun sempat tertunda akibat Covid-19, di antaranya proyek infrastruktur dan drainase di APBD Perubahan ini sudah mulai dilanjutkan pengerjaannya.
Sedangkan dari segi Pendapatan Asli Daerah Fuad mengakui memang ada penurunan.
“Bahkan dari kalangan pengusaha mengeluhkan penurunan pendapatan tersebut, hingga mengusulkan pengurangan denda dan Pemkot Samarinda mesti memakluminya,” ungkap Fuad.
Fuad juga menjelaskan jika Komisi 2 DPRD Samarinda memaklumi kondisi ekonomi yang sulit ini, yang sangat berdampak kepada masyarakat juga.
Untuk itulah beberapa anggota DPRD, menurut Fuad, telan turun ke Dapilnya masing–masing untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
“Awal pandemi Covid-19 sangat berdampak kepada masyarakat hingga menimbulkan trauma akan tertular oleh penyakit yang mematikan tersebut, kondisi ini membuat masyarakat terpukul, ketakutan untuk berjualan, meski sekarang sudah mulai beradaptasi dengan harapan ekonomi mulai pulih kembali,” pungkas Fuad. (Oke)
Discussion about this post