Samarinda, Borneoupdate.com – Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya dan peradaban yang memiliki nilai historis bagi manusia. Salah satu warisan budaya dan peradaban tersebut ditunjukkan melalui manuskrip atau naskah kuno yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Keberadaan manuskrip kuno ini bahkan menjadi sebuah identitas kebudayaan nasional. Butuh tapapan proses dalam mengolah naskah kuno agar bisa tetap lestari.
Kabid Deposit, Pelestarian, Pengembangan Koleksi, dan Pengembangan Pengolahan Buku Perpustakaan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) Endang Effendi memaparkan beberapa tahapan dalam pengolahan naskah kuno yang berusia di atas 50 tahun.
“Tahapan pertama adalah pencarian naskah kuno yang tersebar di masyarakat, kerajaan, maupun luar negeri,” sebut Kabid Deposit, Pelestarian, Pengembangan Koleksi, dan Pengembangan Pengolahan Buku Perpustakaan Kaltim Endang Effendi di Samarinda, Selasa.
Ia menyampaikan, tahapan kedua adalah pengolahan naskah kuno yang meliputi perbaikan, pembersihan, dan pengawetan bahan. Tahapan ketiga adalah ahli media naskah kuno yang mengubah bentuk naskah kuno dari daun lontar atau pelepah kayu menjadi bentuk digital atau fisik lainnya.
Lanjutnya, tahapan keempat adalah naskah kuno dialih mediakan oleh ahli aksara dan bahasa kuno yang menerjemahkan dan menafsirkan isi naskah kuno yang menggunakan bahasa dan aksara tempo dulu.
“Tahapan kelima adalah restorasi naskah kuno yang mengembalikan kondisi naskah kuno yang rusak atau tercabik-cabik menjadi utuh dan dapat dibaca,” ucapnya.
Endang mengatakan tahapan terakhir adalah pendayagunaan naskah kuno yang mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam naskah tersebut kepada masyarakat. (*/Adv/Hms DPKKaltim)
Discussion about this post