Paser, Borneoupdate.com – Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Paser, Rahmadi, menyampaikan pendapatnya tentang penanganan bencana banjir di Kabupaten Paser. Menurutnya, OPD terkait dilingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser harus serius terhadap pengawasan.
Pengawasan yang ia maksud, yakni melakukan pengawasan secara ketat dalam perizinan pembukaan perumahan. Tak hanya perumahan dari pengembang khusus, namun juga kawasan yang harusnya menjadi tempat menampung air.
Pasalnya, politisi Partai Golkar ini menilai, titik banjir di Kabupaten Paser kian banyak dan menyebar seiring pertumbuhan penduduk. Tidak hanya di sekitar Kecamatan Tanah Grogot, namun kini sudah tersebar diberbagai Kecamatan termasuk Desa.
“Seperti banjir di Kecamatan, selain karena dampak lingkungan, pertumbuhan penduduk juga jadi salah satu penyebab,” kata Rahmadi, Jumat (10/6/2022).
Ia menjelaskan, selama ini Pemkab Paser terkesan minim pengawasan terhadap pembangunan untuk pemukiman. Sehingga ia menyarankan agar Pemkab Paser dapat menentukan spesifikasi terhadap bangunan dikawasan rawan banjir.
Dengan adanya spesifikasi itu, masyarakat yang hendak membangun nantinya dianjurkan mengikuti spesifikasi jenis bangunan yang telah diatur. Salah satunya seperti bentuk panggung. Ditambah lagi perencanaan tata kota perlu disiapkan untuk menampung aliran air drainase.
Senada dengan Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Paser lainnya, Muhammad Saleh, yang mengatakan perlu pengerukan dikawasan DAS (daerah aliran sungai) Kandilo. Hal itu dikarenakan kondisinya yang sudah sangat dangkal.
“Seperti di Kota Samarinda, yang mengeruk Sungai Karang Mumus, dampaknya sekarang berkurang banjir,” kata Saleh.
Saleh menepis tudingan, jika kondisi drainase yang seadanya di Kabupaten Paser jadi alasan penyebab terjadinya banjir. Pengerukan terhadap Sungai Kandilo dinilai lebih tepat dibanding pembersihan drainase.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Paser, Budi Santoso, menegaskan agar OPD teknis jika dalam penanganan drainase harus fokus satu per satu. Jangan sekali anggaran, banyak titik diperbaiki namun tidak maksimal.
“Lebih baik fokus satu titik dulu sampai beres, baru ke titik lainnya,” kata politisi PDI-Perjuangan itu. (BHA)
Discussion about this post