Samarinda, Borneoupdate.com – Anggota DPRD Kaltim, Sulasih, menegaskan bahwa Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tidak hanya sebatas ajang perlombaan membaca Al-Qur’an. Ia menilai, MTQ ke-45 tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang baru saja berakhir di Sangatta, Kutai Timur, telah membuktikan perannya sebagai wahana pembinaan karakter masyarakat, khususnya generasi muda.
Dalam penyelenggaraan tahun ini, tuan rumah Kutai Timur berhasil meraih gelar juara umum. Sementara posisi kedua diraih Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Samarinda menempati peringkat ketiga. Keberhasilan Kutai Timur tidak hanya membanggakan sebagai prestasi daerah, tetapi juga menjadi momentum untuk mendorong masyarakat lebih dekat dengan Al-Qur’an.
Sulasih menyampaikan apresiasinya kepada panitia penyelenggara, para peserta, dan seluruh pihak yang telah mendukung kesuksesan MTQ. Menurutnya, acara tersebut berlangsung lancar, meriah, dan mampu menghadirkan semangat kebersamaan di tengah masyarakat.
“MTQ bukan sekadar kompetisi. Lebih dari itu, MTQ harus kita posisikan sebagai media pembinaan akhlak, moral, dan persatuan umat,” ujarnya saat menghadiri penutupan MTQ, Jumat (18/07).
Di sisi lain, Sulasih mengingatkan, perkembangan teknologi dan arus informasi yang begitu deras sering kali memicu gesekan sosial. Ia menekankan, MTQ bisa menjadi filter sekaligus penyejuk di tengah potensi perpecahan masyarakat.
“Di era digital, kita menghadapi tantangan serius. Informasi yang tidak tersaring bisa memecah belah masyarakat. MTQ hadir sebagai pengingat, bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup dan sumber nilai yang menyatukan kita,” tegasnya.
Sulasih juga menilai, momentum MTQ harus berlanjut dengan pembinaan yang lebih konsisten, bukan berhenti saat perlombaan selesai. Sulasih mendorong pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi keagamaan agar menjadikan kegiatan serupa sebagai agenda berkelanjutan.
“Generasi muda harus terus kita dampingi. MTQ adalah pintu masuk, tapi tugas kita bersama memastikan nilai-nilai Al-Qur’an tertanam dalam keseharian mereka,” jelasnya.
Selain aspek religius, Sulasih menilai MTQ juga memberi dampak positif bagi pembangunan daerah. Penyelenggaraan di Kutai Timur, menurutnya, berhasil menggerakkan perekonomian masyarakat lokal, mulai dari sektor pariwisata, UMKM, hingga perhotelan.
“Kita patut bangga. MTQ bukan hanya meningkatkan kualitas keagamaan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Kutai Timur memberi contoh nyata,” lanjutnya.
Dengan berakhirnya MTQ ke-45 Kaltim, Sulasih berharap penyelenggaraan di masa mendatang semakin kreatif, inklusif dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Ia menegaskan kembali, kunci keberhasilan bukan hanya pada siapa yang menjadi juara, melainkan pada sejauh mana masyarakat mampu merasakan manfaat dari kegiatan tersebut. (Adv/ANA)
















Discussion about this post