Samarinda, Borneoupdate.com – Kunjungan kerja Komisi IV DPRD Kalimantan Timur ke PT Kalimantan Ferro Industry mengungkap berbagai persoalan krusial di sektor industri smelter. Dalam tinjauan langsung tersebut, anggota dewan melihat secara nyata tantangan di balik geliat investasi industri ini. Mulai dari kerusakan jalur akses, data perusahaan yang belum transparan hingga *program CSR yang tidak jelas.
Agus Aras, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, menyatakan bahwa kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Tetapi bentuk nyata pengawasan parlemen terhadap dampak industri terhadap masyarakat dan lingkungan.
“Kami tidak bisa menutup mata. Infrastruktur yang rusak, data perusahaan yang belum siap, dan ketiadaan kejelasan agenda CSR menunjukkan ada persoalan mendasar yang perlu diselesaikan. Kami ingin pastikan rakyat tidak jadi korban dari pertumbuhan ekonomi yang timpang,” ujarnya, Kamis (19/06).
Agus menyoroti kondisi jalan akses menuju lokasi smelter yang rusak parah. Warga sekitar telah lama mengeluhkan jalan yang berdebu saat kemarau dan berlumpur saat hujan. Namun belum mendapat perhatian dari pihak perusahaan.
“Kami melihat langsung kondisi di jalan itu. Kondisinya memprihatinkan. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi soal keselamatan dan hak dasar masyarakat terhadap infrastruktur yang layak. Kami minta ada perhatian perusahaan,” jelasnya.
Menurut Agus pihaknya menjalankan fungsi pengawasan sebagai wakil rakyat. Khususnya mengawal transparansi dalam kegiatan bisnis yang berkembang di Kaltim. Agar tidak muncul persoalan yang berujung konflik dengan masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan.
“Kami minta transparansi. Ini penting agar publik bisa menilai seberapa besar kontribusi perusahaan terhadap daerah. Kami sudah mengingatkan pentingnya keterbukaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial korporasi,” tuturnya lagi.
Agus juga mengingatkan perhatian pada program Corporate Social Responsibility (CSR). Komisi IV menilai, PT Kalimantan Ferro Industry perlu memaparkan dengan jelas agenda CSR mereka. Mulai bentuk program, sasaran maupun pelaksanaannya. Apalagi kunjungan ini membuka ruang evaluasi lebih dalam terhadap peran industri smelter dalam pembangunan daerah.
“CSR bukan hanya formalitas. Ini adalah komitmen moral dan sosial perusahaan kepada masyarakat sekitar. Kalau masih buram, kami akan terus kejar. Kami di Komisi IV sepakat, industri harus memberi manfaat konkret,” tambahnya. (Adv/MAN)
















Discussion about this post