Balikpapan, Borneoupdate.com – Balikpapan ternyata belum bisa lepas dari kasus kekerasan di dunia pendidikan. Meski kota ini terus berusaha melakukan pencegahan sejak dini. Mengingat kota minyak sudah menyandang status kota layak anak (KLA). Di mana pemerintah wajib memberikan rasa aman bagi anak di berbagai tempat. Baik di sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Menyikapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Doris Eko Rian Desyanto mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini. Dirinya menilai, kekerasan yang terjadi di kalangan anak di bawah umur tidak bisa diabaikan dan memerlukan perhatian serius. Maka dari itu penting sekali pencegahan kekerasan sejak dini, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.
“Penanaman karakter seharusnya sudah menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran. Namun, implementasi dan pembiasaan nilai-nilai positif harus dilakukan di luar kegiatan sekolah juga,” ujarnya, Kamis (14/11).
Proses ini, lanjut Doris, meliputi lingkungan rumah dan sosial, yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Apalagi di era digital saat ini, anak-anak terpapar oleh berbagai tontonan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka. Kondisi itu menuntut peran orang tua dan masyarakat menjadi sangat vital. Terutama peran dalam menjaga kesejahteraan psikologis anak-anak.
“Anak usia sekolah sangat mudah meniru perilaku orang dewasa. Jika orang tua dan masyarakat tidak bisa menyaring dengan baik dampak negatif bisa terjadi pada jiwa anak. Kan banyak kejadian kekerasan berawal dari tontonan yang jadi tuntunan,” lanjutnya.
Doris juga menyoroti pentingnya penguatan karakter yang menghargai sesama dan pengelolaan emosi. Ia menekankan penyelesaian masalah lewat jalan kekerasan tidak dapat diterima. Di sini juga patut menjadi perhatian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Seperti dinas pendidikan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB).
“Kita perlu mendorong perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah tidak bisa sebatas transfer ilmu pengetahuan. Tapi perlu juga memberi panduan melatih kecerdasan emosi pada setiap murid,” tuturnya lagi.
Doris berharap semua pihak terlibat aktif mencegah praktek kekerasan. Tidak bisa hanya mengandalkan kinerja dari pemerintah. Karena itu para orang tua harus mendampingi anak dalam tumbuh kembangnya. Agar tidak terlibat tindak kekerasan yang bisa berawal dari lingkungan. (Adv/SAN)
Discussion about this post