Balikpapan, Borneoupdate.com – DPRD Kota Balikpapan menyoroti kesulitan warga mendapatkan kebutuhan dasar BBM dan LPG subsidi. Pihak Pertamina sebagai pengatur distribusi menyebut stok masih aman dan tidak terjadi pengurangan pasokan. Namun kondisi di lapangan menunjukkan antrean panjang hingga kenaikan harga di tingkat pengecer.
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Ardiansyah mengaku prihatin dengan kondisi para warga. Padahal kota ini dikenal sebagai pusat pengilangan migas. Bahkan sedang ada pembangunan proyek strategis nasional PGN dan RDMP. Tapi warga setempat masih rutin antre BBM di SPBU dan pengecer LPG 3 kilogram.
“Ini warga kita rela antre hingga ber jam-jam untuk mendapatkan pertalite. Sama susahnya dapat Elpiji 3 Kilo. Padahal setiap hari obor besar di kawasan Pertamina terus menyala, ujarnya kepada wartawan.
Ardiansyah berharap, Pertamina juga mendengarkan keluh kesah masyarakat. Wakil rakyat hanya sebatas berupaya setelah menerima aspirasi warga. Tapi kebijakan tat kelola migas berada di tangan Pertamina. “Sekarang saja, harga eceran Pertalite sudah naik dari harga sebelumnya Rp 12.000 menjadi Rp 13.000. Di SPBU lebih susah lagi karena antreannya panjang,” sambungnya.
Mengenai pengetap Pertalite, Ardiansyah menyetujui langkah penertiban. Karena mereka juga menjadi penyebab antrean panjang sekaligus yang menghabiskan BBM di SPBU. “Hal ini seharusnya menjadi PR bagi Pertamina, bagaimana supaya problem yang sering terjadi itu tidak terus terulang, cari solusinya dong, jangan dibiarkan terus menerus. Kalau memang kurang SPBU-Nya, ya di tambah,” tambahnya. (ULA)
Discussion about this post