Balikpapan, Borneoupdate.com – Cuaca ekstrem dan hambatan distribusi masih menjadi pemicu lonjakan harga kebutuhan pokok di kota minyak. Hal ini mendapatkan perhatian dari Komisi II DPRD Balikpapan. Mereka meminta pemerintah mampu mengembangkan pertanian perkotaan sebagai solusi jangka pendek.
Anggota Komisi II, Jafar Sidik mengatakan kondisi ini perlu segera diatasi melalui strategi ketahanan pangan yang lebih kuat di tingkat lokal. Ia mendorong pemerintah kota untuk mengembangkan pertanian perkotaan (urban farming) dan pemanfaatan lahan kosong sebagai sumber produksi pangan alternatif.
Apalagi fluktuasi harga bahan pangan di Balikpapan terus terjadi. Di mana kota yang dikenal sebagai pintu gerbang Kalimantan Timur ini sangat bergantung pada pasokan bahan makanan dari luar daerah. Seperti Samarinda, Kalsel, Sulawesi dan Pulau Jawa. Ketergantungan tersebut membuat harga pangan di pasar mudah bergejolak setiap kali pasokan terganggu.
“Balikpapan bukan daerah produsen pangan. Sekali pasokan dari luar terlambat, harga langsung bergerak naik. Karena itu, perlu strategi pengendalian yang lebih matang,” ujarnya, Kamis (16/10).
Menurut Jafar, gangguan cuaca ekstrem, keterlambatan kapal pengangkut, hingga hambatan transportasi darat sering menjadi penyebab lonjakan harga di pasar. Kondisi itu memperlihatkan Kota Balikpapan belum memiliki sistem cadangan pangan yang kuat untuk mengantisipasi krisis pasokan.
Untuk itu, lanjutnya, pengembangan pertanian perkotaan bisa menjadi langkah cepat yang efektif. Selain memanfaatkan lahan tidur di kawasan pemukiman, model ini juga dapat melibatkan masyarakat secara langsung. Ia menilai, keterlibatan warga dalam produksi pangan sederhana seperti cabai, sayuran dan bawang akan mengurangi tekanan pada pasar tradisional.
“Kalau masyarakat bisa menanam kebutuhan harian di sekitar rumah. Setidaknya saat harga melonjak, mereka tidak terlalu bergantung pada pasar. Ini kan bisa membangun kemandirian. Tinggal pemerintah menjalankan di lapangan,” jelasnya.
Selain itu, Jafar juga meminta agar Pemerintah Kota Balikpapan memperkuat program cadangan pangan daerah. Termasuk menjalin kerja sama dengan daerah penghasil seperti Kukar dan Paser untuk memastikan ketersediaan stok di pasar tetap stabil. Ia meyakini koordinasi lintas daerah penting agar distribusi bahan pangan tetap lancar meski menghadapi kendala cuaca atau logistik.
“Selama ini pola kita reaktif, baru bergerak setelah harga naik. Padahal, yang dibutuhkan sekarang adalah perencanaan distribusi dan produksi lokal yang berkelanjutan,” tambahnya. (SAN)
















Discussion about this post