Balikpapan, Borneoupdate.com – Persoalan ketersediaan air baku di Kota Balikpapan hingga kini belum menemukan solusi. Salah satu opsi yang mengemuka yakni pemanfaatan air laut. Karena secara geografis kota ini berbatasan langsung dengan lautan. Meski proses produksi (desalinasi) air laut ke air tawar memerlukan biaya yang cukup besar. Namun ketersediaannya melebih air tawar yang ada saat ini.
Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan, Sabaruddin Panrecalle, memberikan dukungannya terhadap wacana pemanfaatan air laut sebagai sumber air baku. Mengingat kota ini sangat tergantung dengan debit air di Waduk Manggar dan Teritip yang tergantung pada curah hujan.
“Kita ini tidak butuh banyak wacana, kita ini butuh action, apa peran dari pemerintah. Jangan hanya wacana tapi tidak ada realisasinya,” kata Sabaruddin kepada wartawan, Selasa (10/10).
Sabaruddin meminta kepada pemerintah kota dapat lebih berinovasi dalam mengembangkan teknologi pengolahan air laut sebagai sumber air baku. Walaupun membutuhkan biaya yang mahal. Dirinya meyakini hasil olahan air bersih itu bisa di segmentasi berdasarkan kategori pelanggan.
“Pengolahan air baku dari air asin yang katanya mahal lah ini yang dialokasikan kepada perusahaan, kalau notabennya waduk itu yang pengolahannya lebih murah nah itu yang diserahkan kepada masyarakat,” tuturnya lagi.
Menurut Sabaruddin, dengan memaksimalkan memaksimalkan ketersediaan air baku dari air laut dapat menjadi solusi bagi Kota Balikpapan tidak bisa hanya mengandalkan waduk tadah hujan. Penggunaan sumber baku air laut ini juga telah digunakan di beberapa negara diantaranya di Singapura dan beberapa negara di Eropa.
“Ini alternatif dalam penyediaan air baku. Kita dekat laut. Kalau bisa pakai air laut yang ada di sekitar Sungai Manggar masuk ke dalam waduk dan diolah kembali menjadi bersih yang bisa dipergunakan oleh masyarakat,” tambahnya. (MAN)
Discussion about this post