Balikpapan, Borneoupdate.com – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur (Kaltim) menyebut keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan terorisme. Hal itu disampaikan pemateri diskusi pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan, Rabu (13/11) siang.
Pada kegiatan ini, FKPT Kaltim menghadirkan tiga narasumber. Yakni Masrivani selaku Kepala Kantor Kemenag Balikpapan. Kemudian Subkoordinator Lembaga Non Pemerintah BNPT RI Igor, Tanjung Pambuko. Lalu ada Wakil Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI, Najih Arromadloni.
Dalam paparannya, Najih mengungkapkan peran orang tua sebagai garda terdepan dalam membina anak dan pasangan. Ketahanan keluarga menjadi kunci utama dalam menangkal paham-paham radikal yang berpotensi merusak generasi muda. Maka di sini pentingnya peran keluarga dalam pencegahan terorisme tidak dapat dipandang sebelah mata.
“Keluarga adalah unit sosial terkecil yang berfungsi sebagai fondasi moral dan pendidikan bagi anak-anak. Dalam proses pembinaan, orang tua diharapkan dapat memberikan bimbingan dan pengetahuan yang baik kepada anak-anak mereka,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Najih, pengajaran sejak dari rumah harus bersandar pada nilai toleransi, kasih sayang dan penghargaan terhadap perbedaan. Di mana keberadaan FKPT di Kaltim bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta keluarga. Khususnya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
“Kita perlu mengedukasi orang tua agar mampu menjadi teladan bagi anak-anak mereka. Hal ini akan membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis. Tapi juga memiliki ketahanan mental dan moral yang kuat,” jelasnya.
Menurut Najih, para peserta yang hadir harus menjadi agen mengajak para orang tua memperkuat fondasi keluarga mencegah terorisme. Jadi tidak hanya melalui seminar, diskusi dan pelatihan saja. Harapannya tentu menggugah kesadaran orang tua tentang tanggung jawab mereka dalam mendidik anak-anak. Ini juga termasuk memberikan pemahaman tentang bahaya paham radikal yang merusak.
“Selama ini kalau keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang akan cenderung memproduksi individu yang berkarakter baik. Ketika anak merasa dicintai dan dihargai, mereka akan lebih mampu menolak ajakan yang mengarah pada kekerasan,” tandasnya. (MAN)
Discussion about this post