Berau, Borneoupdate.com – Pemerintah Kabupaten Berau melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar rapat koordinasi inflasi. Rapat yang dipimpin langsung oleh Pjs Bupati Berau, Sufian Agus, ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam menurunkan angka inflasi yang saat ini cukup tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Berau mencapai 3,34 persen year on year (y-on-y) pada bulan September 2024. Ini menjadikan Berau sebagai daerah dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tertinggi di Kalimantan Timur, yakni 106,67 persen. Dalam rapat tersebut, diidentifikasi sepuluh komoditas utama yang menjadi penyebab inflasi, antara lain tarif rumah sakit, beras, dan ikan layang.
Pjs Bupati Sufian Agus menekankan pentingnya penyusunan strategi yang tepat untuk menurunkan tingkat inflasi ini. “Kita harus segera menentukan langkah-langkah yang efektif, seperti operasi pasar dan pasar murah, serta melibatkan berbagai pihak, termasuk perusahaan,” ungkap Sufian Agus. Ia berharap langkah cepat dapat dilakukan untuk menstabilkan harga di masyarakat.
Sebagai bagian dari strategi penanganan inflasi, Bulog juga memberikan data cadangan beras yang cukup, mencapai 500 ton, dengan tambahan 809 ton yang akan datang secara bertahap. Hal ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. Jika terjadi lonjakan harga, Pemkab Berau siap melakukan operasi pasar. Selain beras, ketersediaan daging sapi beku sebanyak 120 kg, minyak goreng sebanyak 54 ribu liter, dan gula 7 ton juga dipastikan cukup untuk menjaga kestabilan harga.
“Harapannya, dalam waktu dekat kita bisa menemukan solusi yang tepat untuk menekan inflasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” pungkas Sufian Agus.
Dengan rapat koordinasi ini, diharapkan Pemkab Berau dapat segera mengambil langkah konkret untuk menjaga stabilitas harga dan meringankan beban masyarakat di tengah tingginya angka inflasi saat ini. (*/DAN)
Discussion about this post