Balikpapan, Borneoupdate.com- Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan meminta pihak travel mempersiapkan biaya observasi bagi para jamaah umroh yang baru pulang dari Arab Saudi. Permintaan tersebut menyusul laporan ada sekitar 30 jamaah umroh asal Provinsi Kalimantan Timur yang masih tertahan di Arab Saudi.
Usai rapat koordinasi di kantor Walikota Balikpapan, Senin (02/03) siang, Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan Masrifani menjelaskan 30 jamaah umroh tersebut merupakan jamaah umroh yang berangkat dari Balikpapan menuju Arab Saudi dengan melakukan transit di Jakarta. Di mana berdasarkan informasi yang diterima oleh Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan, 30 orang tersebut merupakan jamaah umroh dari travel PT Multazam Wisata Rohani yang diberangkatkan pada tanggal 26 Februari 2020.
“Penghentian umroh kan baru di tanggal 27 Februari. Sementara mereka sudah terlanjur berangkat di tanggal 26. Jadi mereka masih dipersilahkan masuk ke Arab Saudi. Jadi setelah selesai umroh 9 hari kami perkirakan tanggal 5 Maret mereka kembali ke Indonesia,” ujarnya kepada wartawan.
Menurut Masrifani berdasarkan hasil koordinasi dengan sejumlah instansi terkait yang hadir diantaranya, Pemerintah Kota Balikpapan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), seluruh jamaah umroh itu nantinya akan menjalani observasi selama 14 hari. Pelaksanaan observasi kepada para jamaah akan dilaksanakan di Jakarta, karena para jamaah tersebut akan transit di Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke Balikpapan.
“Kita sudah usulkan agar observasinya di Jakarta, jadi setelah dinyatakan aman baru mereka ke Balikpapan. Namun hal ini masih dikoordinasikan dengan pihak travel terutama soal biaya yang akan dikeluarkan selama kegiatan observasi,” lanjutnya.
Terkait usulan Walikota Balikpapan Rizal Effendi yang meminta penggunaan Asrama Haji Balikpapan sebagai tempat observasi jamaah, Masrifani menilai usulan itu sulit direalisasikan. Mengingat fasilitas yang ada di asrama haji diperuntukkan bagi pemberangkatan calon jamaah haji. Sehingga Asrama Haji Balikpapan tidak bisa dijadikan tempat observasi karena harus bersih dan aman dari ancaman virus corona.
“Saya pikir itu tidak bisa, karena Asrama Haji berdasarkan standar internasional hanya untuk calon jamaah haji. Kalau digunakan untuk yang lain nanti tidak bisa benar-benar bersih. Apalagi ini terkait ancaman virus corona,” tutupnya. (FAD)
Discussion about this post