Balikpapan, Borneoupdate.com – Pemerintah pusat menetapkan kegiatan vaksinasi sebagai langkah menghadapi Covid-19 pada 13 Januari 2021. Keputusan ini mengundang pandangan beragam dari berbagai elemen masyarakat mengenai status kehalalan vaksin corona. Namun sebagai organisasi muslim, Muhammadiyah menyatakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah itu dalam upaya menangani pandemi Covid-19.
Melalui surat resminya Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan vaksin menjadi salah satu cara dalam penanganan pandemi. Peran dan fungsi vaksin adalah untuk menurunkan tingkat keparahan penyakit dan menurunkan angka kematian. Meski tanpa ada jaminan warga yang mendapat suntikan vaksin terbebas dari penularan Covid-19.
Menyambut hal ini, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kota Balikpapan mengajukan diri untuk mengkoordinasi percepatan vaksinasi di kota minyak. “Awalnya kami mengajukan 2.000 dosis vaksin ke PP Muhammadiyah. Ternyata oleh MCCC pusat ditantang kenapa tidak 5.000 sekalian,” ujar koordinator MCCC Kota Balikpapan, Solihin, kepada media ini (12/10).
Pihak MCCC, lanjut Solihin, sempat berpikir ulang untuk menerima tantangan dari PP Muhammadiyah tersebut. Mengingat adanya keterbatasan operasional pendukung kegiatan vaksinasi mulai dari tim vaksinator, tempat pelaksanaan hingga anggaran biaya penyelenggaraan di lapangan. Kemudian MCCC membuka komunikasi dengan sejumlah pihak dalam upaya merealisasikan vaksinasi Covid-19 di Balikpapan.

“Kami sempat audiensi dengan beberapa pihak. Dengan walikota beliau bilang datangkan saja banyak-banyak vaksinnya. Dengan kepala dinkes beliau bilang ajukan 10.000 dosis sekalian,” tutur pria yang juga sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 1 Balikpapan.
Setelah berembuk bersama, menurut Solihin, pihak MCCC menyepakati pengajuan sebanyak 7.000 dosis. Kementerian Kesehatan pun mengirimkan sesuai permohonan yang diajukan melalui PP Muhammadiyah tersebut. Setelah itu, MCCC menggelar pembukaan kegiatan vaksinasi di gedung BSCC Dome dengan dukungan dari dinas kesehatan.
“Pembukaan vaksinasi itu kami gelar 15 September 2021. Pihak Kementerian Kesehatan dan PP Muhammadiyah hadir lewat zoom meeting menyaksikan vaksinasi ketika itu. Dari 2.500 dosis yang disiapkan terpakai sebanyak 1.800,” lanjutnya.
Dalam perkembangannya, kata Solihin, MCCC Balikpapan malah mendapatkan kiriman tambahan vaksin sebanyak 14.000 dosis dari Kementerian Kesehatan. Sehingga total vaksin yang ada saat itu mencapai 21.000 dosis. Kepercayaan tersebut disambut pihak MCCC dengan menggandeng sejumlah pihak dalam penyaluran vaksin.
“Satu minggu berikutnya, ternyata Kementerian Kesehatan mengirimkan lagi vaksin sebanyak 14.000 dosis atas nama MCCC Kota Balikpapan. Jadi total kami punya 21.000 vaksin ketika itu. Jadilah kami bergerak cepat agar vaksin bisa tersalurkan,” jelasnya.
Untuk penyaluran di lapangan, tambah Solihin, pihak MCCC bekerjasama dengan berbagai pihak. Seperti dinas pendidikan, organisasi masyarakat hingga DPRD di Balikpapan. Kerjasama itu terbukti cukup efektif memaksimalkan realisasi kuota vaksin yang diberikan pemerintah lewat MCCC.

“Kita bekerjasama dengan berbagai lembaga. Salah satunya DPRD yang dapat 4.000 dosis. Pelajar 3.500 dosis kerjasama disdik. Lalu ada Korpri 2.000 dosis. Dan masyarakat umum lintas agama yang mendaftar lewat google form dari MCCC,” tambahnya.
Secara terpisah, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Balikpapan, Muhammad Hendro menyampaikan dukungannya terhadap upaya pencapaian kekebalan kelompok (Herd Immunity) lewat vaksinasi. Dirinya juga berterimakasih atas kerjasama semua pihak dalam terselenggaranya vaksinasi MCCC. Dimana kegiatan ini sebagai bentuk ikhtiar dalam melindungi diri dari penularan Covid-19 dan berserah diri kepada Allah SWT agar pandemi ini segera berlalu.
“Jadi kita perlu terlibat mencegah penularan Covid-19. Maka pihaknya berusaha mendapatkan stok vaksin Covid-19 ke Kementerian Kesehatan RI melalui Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Alhamdulillah permohonan tersebut disetujui bahkan ditambah,” ucapnya.
Hendro juga menambahkan kegiatan vaksinasi Covid-19 merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang benar seputar vaksin Covid-19. Sebab tujuan utama vaksinasi yakni untuk menurunkan angka tertular dan angka kematian akibat terpapar virus Corona.
“Kami terus membantu edukasi terhadap informasi yang negatif seputar vaksin yang menjadi upaya menghadapi pandemi Covid-19. Memang tidak ada jaminan setelah vaksin terus tidak tertular. Jadi intinya jangan terlupa protokol kesehatan,” pungkasnya. (FAD)
















Discussion about this post