SAMARINDA – borneoupdate.com, Setelah sempat vakum cukup lama, Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) kembali menggeliat di Kalimantan Timur. Sabtu (24/5/2025), di sebuah ballroom Hotel Grand Verona Samarinda, wajah-wajah penuh semangat memenuhi ruang Musyawarah Wilayah (Muswil). Bagi mereka, momen ini bukan sekadar agenda formil organisasi, melainkan ajang silaturahmi, sekaligus menandai babak baru perjalanan KKMSB.
Hasanuddin Mas’ud, Ketua DPRD Kaltim yang akrab disapa Hamas, resmi didaulat menahkodai KKMSB Kaltim periode 2025–2030. Di hadapan para pengurus dan keluarga besar Mandar, ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali spirit sipamandaran—falsafah yang menjadi jati diri orang Mandar.
“Acara ini bukan hanya agenda organisasi, tapi juga momentum kita bersilaturahmi dan mengevaluasi perjalanan. Ke depan, KKMSB harus lebih terarah dengan program kerja yang jelas,” ujar Hamas dalam sambutannya.
Bagi Hamas, kebangkitan KKMSB membawa tiga kewajiban besar. Pertama, menjaga jati diri dan budaya Mandar yang perlahan memudar di tengah perubahan zaman. “Budaya sipamandaran harus dihidupkan kembali, agar generasi muda tetap mengenal akar budayanya,” tegasnya.
Kedua, meningkatkan kesejahteraan warga Mandar di perantauan. Hal ini tidak terbatas pada ekonomi dan kesehatan, tetapi juga menyangkut pendidikan, solidaritas sosial, hingga menanamkan kembali nilai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, menjadikan KKMSB sebagai wadah yang aktif dalam pembangunan, bukan hanya di Kalimantan Timur, tetapi juga memberi kontribusi di tingkat nasional, bahkan internasional. “Kami ingin KKMSB hadir bukan sekadar nama, tapi memberi arti bagi pembangunan daerah dan bangsa,” harapnya.
Muswil KKMSB pada Sabtu (24/5/2025) itu menjadi titik balik. Dari ruang pertemuan tersebut, harapan tumbuh: agar warga Mandar di tanah perantauan tidak sekadar terikat oleh ikatan darah dan budaya, melainkan juga memiliki peran nyata dalam kehidupan sosial dan pembangunan daerah.
Kebersamaan yang tercermin di wajah para peserta Muswil menunjukkan bahwa KKMSB bukan sekadar organisasi kedaerahan, melainkan rumah bersama. Sebuah rumah yang merawat identitas, memperkuat ikatan kekeluargaan, dan membuka ruang partisipasi bagi setiap warganya.
“Dengan nilai sipamandaran, kita bisa menjaga marwah sebagai orang Mandar, sekaligus ikut berkontribusi dalam pembangunan Kalimantan Timur,” pungkas Hamas.(adv-dprd kaltim/sd)
















Discussion about this post