Balikpapan, Borneoupdate.com – Semua pemerintah di berbagai daerah masih berjibaku dalam upaya menurunkan angka stunting. Tak terkecuali di Balikpapan yang bakal menjadi kota penyangga IKN. Di mana penanganan stunting terus menjadi perhatian seluruh pihak.
Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Asep Ahmad Sapturi meminta dinas kesehatan bisa lebih meningkatkan penanganan stunting. Terutama mulai sejak awal dari kehamilan sang ibu hingga anak lahir. Masalahnya, stunting ini merupakan ancaman bagi kota minyak. Karena anak yang stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik tetapi juga pertumbuhan otak. Efeknya, SDM menjadi tidak produktif.
“Anak stunting dapat terjadi dalam 1000 hari pertama kelahiran dan dipengaruhi banyak faktor, di antaranya sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, kekurangan mikronutrien, dan lingkungan,” ujarnya, Sabtu (21/10).
Menurut Asep, penanganan stunting dapat meningkatkan SDM maju dan prestasi. Untuk itu, dirinya meminta pemanfaatan alokasi anggaran penanganan stunting di APBD tahun 2023. Apalagi pemerintah harus hadir untuk masyarakat dalam menurunkan stunting. Di antaranya lewat program pemberian tablet tambah darah, Vitamin A, taburia, pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI, kampanye gizi seimbang, pemberian obat cacing dan penanganan kekurangan gizi.
“Bagaimana kami mau menciptakan SDM yang unggul, maju dan prestasi kalau masyarakatnya kurang gizi. Saya rasa anggarannya ada, cuma tidak ada perhatian khusus. Sedih saya lihat masyarakat kalau ada yang asupannya tidak bergizi, sebab itu perlu perhatian ekstra dalam penanganan stunting,” tuturnya. (MAN)




















Discussion about this post