Balikpapan, borneoupdate.com – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Timur bersama Forum Wartawan Legend menyelenggarakan Konvensi Media Siber dengan tema “Media Lokal, Antara AI, Ibu Kota Nusantara, dan Publisher Right” di Balikpapan, Sabtu (28/12/2024).
Acara ini menjadi bagian dari agenda tahunan Forum Wartawan Legend, yang fokus pada tantangan serta peluang media lokal di tengah perkembangan teknologi dan perubahan ekosistem media.
Ketua Panitia, Charles Siahaan, dalam sambutannya menegaskan bahwa konvensi ini bertujuan menjadi wadah refleksi bagi insan pers.
“Kita ingin membicarakan tentang diri kita, melakukan otokritik. Apa yang sedang kita rasakan di dunia pers? Maka hari ini kita mengundang seluruh sahabat kita di bidang ini, termasuk kawan-kawan humas,” ungkapnya.
Charles juga menyoroti pentingnya diskusi yang melibatkan Dewan Pers dalam agenda seperti ini. Menurutnya, tema tahun ini relevan dengan tantangan yang dihadapi media lokal di tengah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Media lokal yang tadinya ‘ndeso’ harus berubah menjadi lebih internasional. Apalagi wartawannya sebentar lagi akan menjadi wartawan istana. Namun, kita juga dikepung oleh AI dan platform digital,” jelas Charles.
Konvensi ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, termasuk Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika, anggota Dewan Pers Atmaji Sapto Anggoro, dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kalimantan Timur, Muhammad Faisal.
Ketua AMSI Kaltim, Ahmad Yani, menyatakan bahwa era AI membawa tantangan dan peluang bagi media lokal.
“Media lokal harus siap menghadapi persaingan, terutama dalam menghadapi arus informasi global dan tuntutan kualitas jurnalistik di IKN,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika, atau yang akrab disapa Bli Komang, menyoroti peran kecerdasan buatan (AI) dalam mengubah wajah jurnalisme.
“Sepuluh tahun lalu kita bicara big data, yang kini berkembang menjadi AI. Teknologi ini memungkinkan pengolahan data besar dan mempercepat produksi berita. Namun, AI tidak bisa menciptakan data baru. Hanya manusia yang bisa melakukan reportase dan menghasilkan informasi terkini,” ujarnya.
Bli Komang juga menyoroti kelemahan AI. “Jika tidak ada data baru, AI hanya mengolah data lama yang akhirnya membusuk. Media harus terus menjadi sumber data baru untuk memastikan relevansinya,” tambahnya.
Anggota Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro, menekankan perlunya langkah strategis untuk menghadapi disrupsi teknologi.
“Kolaborasi antara institusi pers, organisasi pers, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting. Kami juga terus mendorong regulasi seperti publisher right untuk melindungi hak cipta media,” katanya.
Sapto menjelaskan bahwa langkah seperti verifikasi perusahaan pers, uji kompetensi wartawan, dan peningkatan kapasitas media adalah upaya untuk menjaga standar jurnalistik di tengah perubahan.
“Media sosial dan platform digital mengubah lanskap pers, tapi kolaborasi yang baik dapat membantu media tetap relevan tanpa mengorbankan prinsip jurnalistik,” tegasnya.
Kepala Dinas Kominfo Kaltim, Muhammad Faisal, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung media lokal.
“Media lokal adalah bagian penting dari ekosistem informasi di Kaltim, terutama menjelang IKN. Kami ingin mereka menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi yang kredibel dan akurat,” tuturnya.
Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan strategi baru bagi media lokal dalam menghadapi era teknologi yang semakin dinamis.
Discussion about this post