Balikpapan, Borneoupdate.com – Seiring dimulainya pengoperasian awal unit pada Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) memperkuat lapisan keselamatan dengan penerapan sistem proteksi kebakaran terintegrasi (Fire System) berteknologi modern di seluruh area Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Sistem ini menjadi bagian penting dari kesiapan operasi aman di kilang yang tengah memasuki fase krusial. Dengan menggabungkan deteksi gas, alarm kebakaran, dan pemadaman otomatis dalam satu jaringan kendali, sebanyak 3.954 titik fasilitas proteksi kini aktif memantau kondisi area kilang secara real-time.
“Keselamatan adalah prioritas utama dalam setiap tahapan proyek RDMP Balikpapan, termasuk saat memulai pengoperasian awal unit RFCC. Kami memastikan setiap potensi bahaya dapat terdeteksi dan ditangani dengan cepat, tepat, dan terukur,” ujar Asep Sulaeman, Vice President Legal & Relation PT KPB.
Salah satu sistem utama yang digunakan adalah Fire Gas Detection System (FGDS), yang mampu mengenali potensi kebakaran bahkan di lingkungan ekstrem. Sistem ini mengandalkan Flame Detector untuk mendeteksi nyala api melalui sinar inframerah (IR) dan ultraviolet (UV), serta Fixed Gas Detector yang mendeteksi gas mudah terbakar seperti hidrokarbon, hidrogen, amonia dan karbon monoksida.
Sebagai langkah pemadaman aktif, KPB juga menerapkan sistem pemadam otomatis (Fire Suppression System) berbasis gas FM-200, yaitu teknologi yang dapat memadamkan api secara cepat tanpa meninggalkan sisa atau merusak peralatan elektronik. Sistem ini ramah lingkungan dan dirancang untuk melindungi area penting di kilang.
Seluruh mekanisme pemantauan dan pengendalian sistem terhubung secara terintegrasi melalui ruang kendali utama (Main Control Room/MCR), di mana operator dapat memantau deteksi, alarm, dan tayangan CCTV secara langsung.
“Untuk mendukung penanganan pemadaman di area terbuka, peralatan juga dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), hydrant, selang air, Fire Truck, dan sistem penyemprotan busa,” tambah Asep.
Selain proteksi aktif, struktur baja di area kilang dilapisi material tahan panas sebagai perlindungan pasif untuk memperlambat penyebaran api dan memberikan waktu evakuasi yang lebih aman bagi pekerja.
“Sistem ini kami rancang berlapis, agar setiap potensi bahaya dapat direspons dari berbagai sisi, mulai dari deteksi dini, peringatan cepat, hingga pemadaman otomatis,” jelas Asep.
Dalam memastikan kesiapan sistem, PT KPB juga melaksanakan latihan tanggap darurat di area RFCC Complex, mensimulasikan potensi insiden pada kompressor gas bertekanan tinggi yang berisi hidrokarbon mudah terbakar. Simulasi ini mencakup skenario penanganan kebakara dan evakuasi korban, yang melibatkan tim operasi serta HSSE.
Latihan ini bertujuan memastikan keandalan sistem keselamatan dan kecepatan respon personel, terutama di area yang akan menjadi jantung peningkatan profitabilitas kilang melalui pengolahan residu menjadi produk bernilai tinggi.
Implementasi Fire System ini merupakan bagian dari penerapan Process Safety Asset Integrity Management System (PSAIMS), sistem manajemen keselamatan proses yang terintegrasi dengan keandalan dan integritas aset kilang.
Langkah ini mempertegas komitmen KPB dalam mendukung pengoperasian kilang berstandar dunia, sejalan dengan target Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk meningkatkan kapasitas kilang Balikpapan dari 260 ribu menjadi 360 ribu barel per hari (MBSD).
“Dengan sistem keselamatan terintegrasi yang mengacu pada standar internasional, kami berkomitmen menjaga setiap pekerja tetap aman, pengoperasian awal kilang berjalan andal, dan lingkungan sekitar terlindungi,” tutup Asep. (*)

















Discussion about this post