Kutai Kartanegara, Borneoupdate.com – Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara memiliki kewajiban dalam melindungi hasil pertanian masyarakat. Di antaranya dengan mendampingi, mengawasi dan meningkatkan mutu hasil perkebunan. Hal itu bertujuan agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dari jerih payah mereka.
Untu itu, Sekretaris Disbun Kukar, Taufik Rahmani, meluncurkan program penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB). Ini dilakukan untuk meningkatkan mutu tandan buah sawit hasil perkebunan. Melalui program Disbun Kukar ini, lahan perkebunan milik masyarakat akan didata. Kemudian, mereka akan mendapatkan kepastian Hak Pengelolaan Lahan (HPL).
Menurut Taufik, di dalamnya akan tertera keterangan terkait kepemilikan lahan, luasnya, hingga asal-usul benih yang ditanam oleh para pekebun sawit. Penerbitan STDB ini akan menjadi bukti bahwa lahan kebun milik masyarakat telah tersertifikasi. Manfaatnya adalah memudahkan para pekebun menjual hasil panen mereka dan membuktikan bahwa lahan yang mereka garap menggunakan bibit unggul yang tersertifikasi.
“Selain itu, dengan sertifikat ini, mereka dapat menjadi mitra tetap bagi perusahaan-perusahaan di sekitar wilayah (kebun) mereka,” ujarnya, Kamis (2/11/2023).
Kemudian, diketahui bahwa sepanjang tahun ini, Disbun Kukar menargetkan ada sebanyak 200 pekebun yang disertifikasi dan diterbitkan STDB-nya. Saat ini, program yang dibiayai oleh APBD Kukar tersebut terus berjalan, dan bahkan dilaporkan melewati target yang dicanangkan. Salah satu daerah dengan jumlah kebun tersertifikasi terbanyak adalah Desa Muai, Kecamatan Kembang Janggut, yang mencapai 352 sertifikasi.
Taufik selanjutnya menyebutkan bahwa pendataan pekebun sawit dan pemberian STDB lebih difokuskan pada pemilik kebun rakyat. Dan di tahun ini, sasaran kebun yang menerima sertifikasi di Kukar, berfokus di empat kecamatan yang menjadi sentra sawit, antara lain Kecamatan Muara Kaman, Kenohan, Kembang Janggut, dan Tabang.
“Program STDB ini diharapkan juga dapat membantu mengurangi penggunaan bibit palsu atau non unggulan di kalangan petani,” pungkasnya. (*/Adv/INA)
Discussion about this post