SAMARINDA – borneoupdate.com, Pemerintah dinilai masih abai terhadap kesejahteraan guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di Kalimantan Timur (Kaltim). Padahal, mereka berperan besar dalam membentuk karakter generasi muda sejak usia dini.
Anggota Komisi I DPRD Kaltim, La Ode Nasir, jumat 23 mei 2025 menegaskan sudah saatnya pemerintah daerah menempatkan kesejahteraan guru TPA sebagai prioritas kebijakan.
Menurutnya, para pengajar Al-Qur’an ini merupakan ujung tombak pendidikan karakter, namun ironisnya, masih banyak yang hidup dalam keterbatasan.
“Guru TPA bekerja dalam diam, tapi hasilnya menentukan masa depan karakter anak-anak kita. Ini bukan pekerjaan kecil, melainkan pondasi peradaban,” ujar La Ode.
Ia menambahkan, keikhlasan guru TPA dalam mendidik anak-anak sangat tinggi. Namun realitas pahitnya, sebagian besar hanya mengandalkan sumbangan masyarakat karena honor yang diterima sangat minim, bahkan ada yang tidak mendapat honor sama sekali.
Jika pemerintah serius membangun generasi yang religius dan berakhlak, kata La Ode, maka investasi pertama harus diberikan kepada para pendidik agama. Tanpa itu, pembangunan karakter bangsa dinilainya akan pincang.
“Apresiasi tidak cukup hanya dengan ucapan terima kasih. Sudah waktunya ada kebijakan yang melindungi dan menyejahterakan mereka,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, La Ode menyarankan agar pemerintah mengalokasikan dana melalui APBD atau hibah pendidikan keagamaan. Dengan begitu, peran guru TPA bisa diakui secara struktural dan memberi dampak jangka panjang bagi pembangunan moral generasi muda.
“Kalau guru mata pelajaran umum bisa mendapat tunjangan, mengapa guru TPA tidak? Mereka juga mendidik, bahkan di bidang yang sangat fundamental,” ujarnya.
La Ode menutup dengan menekankan pentingnya kepastian masa depan bagi guru TPA. Ia berharap pemerintah daerah segera membuat rencana strategis, mulai dari pendataan hingga pemberian insentif rutin, agar kesejahteraan mereka benar-benar terjamin.(adv-dprd kaltim/sd)
















Discussion about this post