Balikpapan, Borneoupdate.com – Pusat Manajemen Kebencanaan Muhammadiyah (MDMC) Provinsi Kaltim menggelar Pelatihan Water Rescue Tahun 2022, di Pantai Segarasari Manggar, Sabtu (06/11). Sebanyak 60 relawan dari kabupaten kota di Kaltim turut bergabung dalam kegiatan ini.
Koordinator pelatihan, Rahiman mengatakan pelatihan ini sifatnya sebagai pembekalan dasar. Mengingat persoalan bencana bisa terjadi kapan dan di mana saja. Apalagi Kaltim termasuk provinsi yang turut dalam aksi kemanusiaan di berbagai daerah. Tercatat saat gempa di Lombok, NTB, Tsunami Palu hingga banjir besar di Kalsel.
“Pelatihan ini menjadi sarana meningkatkan pengetahuan dasar tanggap darurat bencana para relawan. Terutama pada penyelamatan di air. Ini untuk mengenalkan bagaimana teknis dasarnya terlebih dahulu,” ujarnya kepada wartawan.
Untuk pemateri, lanjut Rahiman, pihaknya mendatangkan dua instruktur dari Muhammadiyah pusat. Yakni Nanang Nur Abis Romdloni yang sekaligus kepala sekolah SAR Muhammadiyah. Lalu ada Fathul Faruq yang menjabat sebagai manajer program MDMC. Keduanya memiliki spesialisasi dalam penanganan kebencanaan yang berhubungan dengan air.
“Kami berharap para peserta pelatihan dapat menularkan ilmu yang didapat kepada anggota relawan lainnya yang tidak dapat hadir karena keterbatasan jumlah peserta akibat masih dalam masa Covid-19,” tuturnya lagi.
Adapun untuk isi materi, menurut Rahiman, ada dua sesi yang dijalani peserta. Yakni materi teori yang berlangsung di hari jumat (05/11). Kemudian praktek di lapangan selama dua hari dan berakhir Ahad (07/11). Para peserta juga mendapatkan pendampingan kesehatan dari tim medis DPK PPNI Universitas Muhammadiyah Kaltim (UMKT). Agar pelaksanaan kegiatan tidak sampai menimbulkan cedera yang membahayakan.
“Kami ucapkan terima kasih kepada semua tim yang terlibat. Menang tidak bisa 100% sempurna. Tapi kita upayakan yang terbaik dalam pelaksanaan. Alhamdulillah para peserta cukup aktif dalam mengikuti sesi materi prakteknya,” tambahnya.
Sementara, Komandan Kokam Kaltim, Tamam Habibi sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan penyelamatan di air ini. Apalagi wilayah NKRI didominasi perairan baik sungai maupun lautan. Sehingga para relawan harus memiliki pengetahuan proses penyelamatan di perairan. Seperti pengantar dan metode pertolongan di permukaan air.
“Kami di Kokam memerlukan relawan. Makanya kegiatan ini bagian dari pengkaderan meski masih dalam jumlah terbatas. Kami berharap kegiatan ini sering dilaksanakan. Banyak dampak positif dari ilmu yang didapat hari ini terutama dalam menangani kebencanaan,” tambahnya. (FAD)
















Discussion about this post