Pemerintah Kota Balikpapan tengah membuka program seleksi warga pelopor dan warga berprestasi. Hal ini sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi masyarakat dalam berbagai bidang. Pihak panitia melaporkan sejak 27 Desember 2024 hingga sekarang animo warga ternyata masih berada di bawah ekspektasi. Tercatat baru 47 pendaftar yang menyerahkan dokumen sesuai persyaratan.
Hal ini menjadi perhatian serius Asisten III Setda Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty, atau yang akrab disapa Dio. Ia menyebut angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan jumlah pendaftar pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam keterangannya, Dio menegaskan pentingnya meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung keberhasilan program ini.
Program seleksi warga pelopor dan warga berprestasi merupakan salah satu cara pemerintah daerah memberikan apresiasi kepada individu warga. Khususnya yang telah berkontribusi dalam pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan di Kota Balikpapan. Warga pelopor adalah mereka yang memimpin perubahan positif di komunitasnya. Sementara warga berprestasi adalah individu yang berhasil meraih pencapaian luar biasa di bidang tertentu. Baik di tingkat lokal maupun nasional.
Penghargaan pemerintah ini juga berfungsi sebagai motivasi bagi masyarakat untuk terus berkarya dan berinovasi. Dengan adanya penghargaan, diharapkan masyarakat merasa dihargai atas upayanya dan terdorong untuk melakukan hal-hal yang berdampak positif bagi kota mereka.
Persoalan jumlah pendaftar jelas menjadi tantangan besar. Ada beberapa kemungkinan penyebab kurangnya minat masyarakat. Mulai dari kurangnya Informasi program, dokumen pendaftaran yang mungkin dirasa memberatkan hingga perasaan warga yang merasa kontribusinya belum cukup berarti untuk diakui.
Menghadapi kendala ini, Pemerintah Kota Balikpapan telah merancang beberapa langkah strategis untuk mendorong partisipasi masyarakat. Pertama, pemerintah perlu memperkuat sosialisasi dengan memanfaatkan berbagai saluran komunikasi, seperti media sosial, radio, televisi lokal hingga kegiatan tatap muka di tingkat kelurahan.
Selain itu, pemerintah dapat menyederhanakan proses pendaftaran tanpa mengurangi kualitas seleksi. Misalnya dengan menyediakan layanan bantuan pendaftaran secara daring maupun luring. Agar masyarakat lebih mudah melengkapi dokumen yang diperlukan.
Tidak kalah pentingnya, pemerintah juga dapat melibatkan tokoh masyarakat, organisasi pemuda, dan komunitas lokal untuk menyebarluaskan informasi ini. Dengan demikian, pesan dapat menjangkau lebih banyak orang, termasuk mereka yang selama ini kurang terinformasi.
Pemerintah juga bisa menonjolkan kisah sukses para penerima penghargaan di tahun-tahun sebelumnya. Kisah-kisah ini dapat memberikan gambaran nyata tentang manfaat yang dapat diraih dan dampak positif dari program ini. Contohnya, penerima penghargaan warga pelopor tahun lalu yang berhasil mengubah kawasan kumuh menjadi lingkungan asri atau warga berprestasi yang membawa nama Balikpapan ke panggung nasional melalui karya inovatif.
Meningkatkan partisipasi dalam seleksi warga pelopor dan warga berprestasi bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan kerja sama semua pihak tantangan ini dapat diatasi. Pemerintah, masyarakat dan komunitas lokal perlu bersinergi untuk menciptakan atmosfer yang mendukung kreativitas dan inovasi.
Program ini bukan hanya soal memberikan penghargaan. Tapi juga menciptakan ruang bagi warga untuk berkontribusi lebih besar bagi kota mereka. Untuk itu perlu langkah strategis dan komitmen bersama. Sehingga Kota Balikpapan dapat terus melahirkan warga pelopor yang menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. (*)
Discussion about this post