MENOLAK LUPA SEMERU

Balikpapan,  Borneoupdate.com – Ujian pasti ada bagi manusia yang masih hidup. Tidak ada satu orang yang luput dari ujian. Bedanya terletak pada jenis ujian, ketahanan orangnya hingga kepekaan orang di sekitarnya. Ini yang menjadi fokus MDMC Kaltim dalam membantu sesama. Karena sering bantuan bencana hanya terhenti di tanggap darurat. Bagian kedua tulisan ini sebagai pengingat pentingnya tindak lanjut bantuan pasca bencana bagi korban terdampak.

Azan subuh berkumandang pada pukul 5 waktu setempat. Cukup berat untuk bangun dari kasur setelah melewati perjalanan jauh. Tapi kami tetap hadir sholat subuh berjamaah di masjid yang tidak jauh dari rumah. Usai sholat kami kembali membahas bantuan recovery pasca bencana erupsi Semeru. Program kali ini menyasar pemenuhan fasilitas pendidikan yang ada di kawasan relokasi warga terdampak.

“Jadi jam berapa kita geser. Siang ini janji ketemuan sama pak Aminuddin (Ketua PD Muhammadiyah Lumajang),” ujar Iwan. Pertemuan ini untuk membahas proses pembangunan fisik TK secara terperinci. Mulai dari titik lokasi, anggaran biaya hingga pelaksana pekerjaan.     

“Jam 8 kita berangkat. Istirahat dulu lalu sarapan,” ujar cak Nono menjawab pertanyaan Iwan. Sarapan kali ini terasa nikmat. Nasi tiwul dan jagung khas Jawa Timur tersaji meja makan. Lalu ada ikan bakar lengkap dengan sambal dan lalapan. Aku pun makan cukup lahap. Tiga ikan bakar sukses masuk ke lambung yang tidak terisi sejak malam tadi.

Usai sarapan kami pun bersiap menuju pusat relokasi warga terdampak erupsi Semeru. Tepatnya berada di desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro. Tak seberapa lama mobil pun mengaspal menuju lokasi. Kontur jalan turun naik dan berkelok kembali tersaji. Ditambah ruas jalan yang terasa sempit terutama saat berpapasan dengan kendaraan lain. 

Satu jam berkendara kami belum juga tiba di lokasi. Pembangunan kembali jembatan yang rusak karena erupsi Semeru membuat kami tidak bisa melalui jalan poros. Ruas jalan ini mengalami penutupan dari pagi hingga sore hari. Jadi semua kendaraan yang melintas harus memutar melalui jalan desa. Bahkan mobil kami sempat melintasi penambangan pasir yang berada di aliran sungai di bawah gunung Semeru.

“Pak kami menuju lokasi. Kita ketemuan di sana,” kata cak Nono melalui sambungan telepon. Dia menghubungi Aminuddin selaku ketua PDM Lumajang untuk menanyakan titik pertemuan. “Baik kita ketemuan di tempat relokasi. Di blok I ya. Saya juga janji ketemuan rekanan di sana,” jawabnya.

Kami berlima akhirnya tiba di tempat relokasi. Di sini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangunkan 2.000 unit rumah hunian tetap bagi warga terdampak erupsi Semeru. Sementara organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah membangunkan hunian pelengkap. Seperti dapur, masjid, sekolah hingga fasilitas umum pendukung lainnya. Dananya berasal dari donasi warga melalui lembaga zakat milik organisasi ini.

Tak seberapa lama Aminuddin pun tiba. Bersama beliau juga ada tiga kontraktor pelaksana pembangunan yang bekerjasama dengan PDM Lumajang. Di lokasi ini Muhammadiyah pusat mendapatkan jatah 200 unit hunian pelengkap. Terdiri dari 160 unit di blok I dan J. Lalu 40 lainnya di blok lain yang sudah ditempati. Lalu masih ada lahan seluas 3.000 meter persegi sebagai tempat fasilitas umum pendukungnya. 

“Jadi kami ditunjuk sebagai pelaksana sekaligus pengawasnya. Ini yang 160 kontraknya berakhir 31 Oktober 2022. Nilai kontraknya mencapai Rp 4.674.400.000,” jelas Aminuddin kepada kami. Adapun di lahan fasilitas umum rencananya Muhammadiyah membangunkan masjid, TK, lapangan futsal hingga balai pertemuan warga. 

“Jadi kami sesuai koordinasi kemarin akan membangunkan TK Aisyiyah Busthanul Athfal (ABA),” ujar Iwan selaku pimpro dari MDMC Kaltim. Dari berkas yang diterimanya Muhammadiyah bakal membangun sekolah tingkat TK sebanyak 7 ruangan. Terdiri dari 6 kelas dan 1 kantor. Sementara untuk masjid sudah mendapatkan donasi dari yayasan Jenderal Sudirman yang berafiliasi dengan Muhammadiyah.

“InsyaAllah kami ambil 2 ruang kelas TK. Ini menyesuaikan dana yang tersedia di kami. Semoga nanti ada donasi lagi untuk penyelesaian TK,” tuturnya lagi. Menanggapi hal ini, Aminuddin, menyampaikan terima kasih terhadap perhatian MDMC Kaltim. Apalagi hanya Muhammadiyah dan NU yang tetap berkhidmat membangunkan fasilitas di pusat relokasi ini. Meski kejadian bencana erupsi Semeru sudah hampir setahun berlalu.

Kami bersama pihak PDM Lumajang pun beranjak ke titik lahan yang menjadi lokasi pembangunan TK. Tempatnya berdampingan dengan masjid yang bakal terbangun. Luas total bangunan mencapai 252 meter persegi atau sekitar 36 meter persegi untuk setiap ruangan. Adapun kontur tanahnya berada di kemiringan sekitar 10 derajat.  

“Silahkan langsung berdiskusi dengan pak Abdullah selaku kontraktor pelaksana. Kami setuju saja,” ujar Aminuddin lagi. Kemudian beliau berpamitan kepada kami. Karena bertugas menghadiri pembukaan kejuaraan bela diri Tapak Suci Putra Muhammadiyah di pusat Kabupaten Lumajang. 

Kami pun melanjutkan diskusi soal pembangunan 2 ruang kelas TK ini. Hasilnya disepakati perjanjian pengerjaan selama 45 hari dengan anggaran biaya sebesar Rp 130 juta. Dana itu untuk dua ruang kelas lengkap dan 1 ruang tanpa finishing. Pihak kontraktor pelaksana menyediakan bahan dan jasa pekerja. Adapun pembayaran berdasarkan progres pengerjaan yang dibagi dalam empat tahapan.

“InsyaAllah 45 hari selesai sesuai perjanjian. Pembayaran sesuai progres laporan kontraktor. Nanti dijadwalkan ada ayahanda dari Muhammadiyah Kaltim yang meresmikan. Sekalian ada momen muktamar Muhammadiyah di Solo pada November mendatang,” ujar Iwan. 

Pertemuan pun usai. Kami beranjak menuju pusat Kabupaten Lumajang untuk bersilaturahmi dengan pengurus daerah Pemuda Muhammadiyah setempat. Rencananya malam ini kami menginap di gedung Dakwah milik Muhammadiyah Lumajang. Mengingat esok hari kami masih bertemu dengan kontraktor pelaksana untuk memulai pekerjaan fisik pembangunan ruang kelas TK ABA Semeru. (FAD)