Harga emas kembali mendapat dorongan pada sesi perdagangan Amerika Utara, menguat tipis setelah para pelaku pasar mulai menimbang kemungkinan Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang. Spekulasi ini, yang kian menguat setelah revisi data Nonfarm Payrolls (NFP) Mei–Juni menunjukkan angka pekerjaan lebih lemah dari perkiraan, berhasil menggerakkan XAU/USD ke level $3.381 per troy ounce naik sekitar 0,20% dari penutupan sehari sebelumnya. Selain itu, sorotan kini tertuju pada penunjukan Gubernur The Fed baru oleh Presiden AS Donald Trump, yang dipandang dapat mempercepat langkah pelonggaran moneter.
Dari sisi teknikal, menurut Andy Nugraha, analis dari Dupoin Futures Indonesia, menyoroti sinyal bullish yang masih hidup pada grafik XAU/USD dan mencatat bahwa pola candlestick harian diiringi Moving Average jangka pendek yang terus menanjak menunjukkan tren kenaikan masih berpeluang berlanjut. “Catat level $3.389 sebagai target resistance pertama,” ujarnya. Namun ia juga mengingatkan, apabila koreksi menekan dan membuyarkan tekanan beli, support di sekitar $3.353 menjadi area kunci yang harus dipertahankan agar momentum positif tidak tergerus.
Faktor fundamental semakin mengokohkan prospek bullish emas. Pasar kini menilai ada peluang 92% bahwa The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga pada September mendatang, setelah revisi NFP bulan Juli mengejutkan banyak pihak. Data ISM terbaru juga mengindikasikan perlambatan sektor jasa pada Juli, sementara defisit perdagangan AS menyusut pada Juni, menambah alasan bagi The Fed untuk meredam biaya pinjaman. Di tengah itu, langkah Presiden Trump membuka ruang bagi calon pengganti Ketua Fed bisa menjadi katalis tambahan. Sementara itu, paket tarif impor yang akan berlaku mulai 7 Agustus diprediksi rata-rata mencapai 18,3% menurut Yale Budget Lab memberi sentimen bahwa emas tetap menjadi lindung nilai utama.
Dinamika pasar global turut memengaruhi pergerakan bullion. Indeks MSCI All-Country World berhasil memutus rentetan enam hari penurunan, sedangkan MSCI Asia Pasifik naik sekitar 0,6%. Di Jepang, Nikkei 225 melaju dengan tambahan 280 poin, sementara indeks saham Eropa STOXX 50 dan STOXX 600 masing-masing menguat 0,4%. FTSE 100 pun bergerak dekat rekor tertingginya di 9.150. Sementara di AS, Indeks Dolar (DXY) sempat menguat tipis ke 98,91—menambah beban pada emas—namun aksi beli di Wall Street tetap agresif: S&P 500 melonjak 1,5%, Dow Jones naik 585 poin, dan Nasdaq Composite menguat 1,9%.
Mengacu pada berbagai indikator makro dan teknikal tersebut, Andy Nugraha menekankan pentingnya manajemen risiko yang disiplin. Trader disarankan memantau rentang pergerakan $3.353 – $3.389 sebagai acuan utama hari ini. “Penembusan di luar level tersebut akan menjadi sinyal kuat bagi kelanjutan tren jangka pendek XAU/USD,” pungkasnya. Dengan agenda ekonomi pekan ini yang padat mulai dari laporan Klaim Pengangguran hingga pidato pejabat The Fed fleksibilitas dalam menyesuaikan posisi trading tetap menjadi kunci keberhasilan.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES