Kukar, Borneoupdate.com – Di pendidikan dasar (SD dan SMP), sektor pendidikan berupaya untuk mengembangkan aspek kognitif, sosial, dan keterampilan bahasa. Pembelajaran tingkat SD/MI dan SMP/ MTs saling bersambut untuk membangun kemampuan ini pada siswa di masing-masing mata pelajaran.
Keterbatasan aspek sosial karena covid-19 menjadi tantangan dalam dunia pendidikan untuk menumbuhkan keterampilan sosial pada siswa. Aspek sosial ini mencakup interaksi, kerjasama, etika, berbagi dalam pembelajaran.
Aspek sosial tersebut diturunkan dalam pembelajaran berupa kompetensi bagaimana memecahkan masalah sosial, berfungsi di dalam kelompok, membangun hubungan dengan teman sebaya, membangun persahabatan, mampu melihat perspektif orang lain, mampu berempati.
Memupuk aspek sosial siswa pada masa pandemi covid-19 ini sangatlah sulit. Ini merupakan tantangan dalam dunia pendidikan untuk mencari format pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang tetap mempertimbangkan kemampuan sosial siswa.
Siswa sibuk dengan tugas dari semua mata pelajaran. Hari-hari terserap mengerjakan tugas di depan laptop. Karena pembatasan sosial akibat covid-19, tidak ada interaksi tatap muka dengan teman. Kegaduhan suasana kelas pun tidak dapat ditransformasikan ke dalam kelas Google atau zoom.
Tantangan ini ditanggapi dengan Pelatihan PJJ Tanoto Foundation untuk tetap memacu aspek sosial siswa dalam unsur pembelajaran aktif mengalami, interaksi, komunikasi, refleksi (MIKiR). Solusi pertama yaitu pengemasan penugasan dalam mengantarkan kompetensi dasar yang diampu melibatkan peran orang tua. Pelibatan ini untuk mengganti interaksi dan komunikasi yang hilang di kelas.
Tantangan lain adalah pembinaan karakter siswa. Karakter siswa merupakan aspek sosial yang sekolah tingkat dasar berusaha tumbuhkan. Tantangan ini ditangkap oleh Rubiyanto, Disdikbud Kutai Kertanegara.
Sedangkan, solusi kedua yaitu pemantauan karakter jarak jauh dilaksanakan untuk membina karakter siswa di rumah. Siswa membuat daftar kegiatan yang meliputi kegiatan ibadah, membantu orang tua dengan pekerjaan rumah, merawat tanaman. Daftar kegiatan ini hasil terjemahan dari kegiatan sekolah yang hilang. Di sekolah siswa terbiasa dengan kegiatan ibadah bersama dan mengerjakan piket membersihkan sekolah, merawat tanaman dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Tentunya dua solusi ini dapat berjalan secara sinergis. Pengemasan penugasan dapat melibatkan indikator-indikator pemantauan karakter jarak jauh, sehingga tidak memberatkan guru, siswa, dan orang tua. Dengan adanya penugasan yang terintegrasi dengan pemantauan karakter jarak jauh memudahkan siswa fokus untuk mencapai suatu kompetensi tertentu tanpa diganggu kegiatan-kegiatan lainnya.
Strategi lain dalam menjalankan dua solusi ini adalah menyiapkan kesiapan psikologis atas perubahan akibat covid-19. Karena, di tingkat guru saja ada kegagapan dan kebingungan dengan situasi pandemi ini. Guru harus memulai kegiatan pembelajaran tentang pandemic covid-19 dan protokoler covid-19. Mencuci tangan, memakai masker, jaga jarak minimal 1 meter harus didengungkan dalam setiap pembelajaran.
PJJ yang terintegrasi dengan sosialisasi covid-19 dan pemantauan karakter jarak jauh mengisi aspek sosial yang hilang di siswa. Setelah pandemi berakhir, akan ada pemulihan dalam pembelajaran. Dengan menjaga aspek sosial siswa, dunia pembelajaran tidak perlu ngos-ngosan mengejar kemampuan sosial siswa yang ditargetkan. (TS/ FAD)
Discussion about this post