Paser, Borneoupdate.com – Ketua Komisi III DPRD Paser, Edwin Santoso, mengigatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser agar arah kebijakan tahunan yang dirumuskan dalam RKPD 2023 menjadi pedoman dalam mengarahkan strategi dan implementasi pembangunan.
Pasalnya, tema Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Paser 2023 lebih dominan pada pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.
Terdapat 4 prioritas pembangunan pada RKPD Kabupaten Paser 2023. Yakni, peningkatan perekonomian yang mandiri berbasis pertanian, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pemerintahan partisipatif, penguatan layanan infrastruktur dan kualitas pengelolaan lingkungan hidup, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan sosial.
“Dari empat prioritas pembangunan RKPD 2023, Komisi III memfokuskan pada masalah pembangunan yang bersentuhan dengan lingkungan hidup,” kata Edwin Santoso, Selasa (12/4/2022).
Edwin menambahkan, agar harus benar-benar prioritas dan diyakini jika dilakukan akan berdampak terhadap upaya mengatasi permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Masyarakat.
Mengenai peningkatan kualitas pembangunan pada sektor pertanian, dijelaskan Edwin, sebelum menjadi dan masuk prioritas dalam RKPD 2023, anggota legislatif telah memfokuskan pokok-pokok pikiran (Pokir) pada bidang pertanian.
“Terutama jalan usaha tani yang untuk pertanian bukan perkebunan,” sambung Politisi PKB ini.
Dirinya menyebut, dengan kondisi kemampuan keuangan daerah yang terbatas, maka semakin mendesak untuk berpikir efektif serta efisien dalam penggunaan anggaran pendapatan dan belanja darah (APBD) Kabupaten Paser.
“Mari kita tinggalkan cara-cara lama yang tidak mencerminkan arah dan target capaian yang tidak terukur sehingga terjadi pemborosan keuangan daerah,” terangnya.
Disinggung mengenai Kabupaten Paser sebagai salah satu daerah penopang IKN Nusantara, sementara minat kawula muda atau milenial untuk berkecimpung pada sektor pertanian sangat minim. Edwin memastikan beberapa tahun ke depan persoalan itu bakal teratasi.
“Saya rasa untuk beberapa tahun ke depan ini peningkatan untuk petani milenial sangat baik. Karena sudah beberapa kali juga saya mengikuti panen raya (ada kawula muda). Memang mayoritas sebagian masih senior-senior (orang tua),” tutur Ketua Karang Taruna Desa Senaken ini.
Peran milenial sangat dibutuhkan apalagi produk dari Kabupaten Paser ingin bersaing. Ia mengklaim hasil pertanian dari Bumi Daya Taka sudah bagus, namun tetap diperlukan kemasan yang menarik. Untuk mendukung itu semua dikatakannya membutuhkan alat produksi serta pendistribusian pemasaran yang tepat.
Selain butuh peranan milenial, Edwin berharap Pemkab Paser juga fokus pada pembinaan SDM penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan terutama masalah kesejahteraannya. Ia melanjutkan bukan hanya mengenai gaji, namun juga memperhatikan fasiltas pengunjung seperti kendaraan.
“Kabupaten Paser ini sangat luas sekira 11.600 kilometer persegi. Kami berharap pemerintah juga bisa fokus kepada PPL. Jadi nantinya dapat betul-betul bersinergi. Dari PPL bisa menghasilkan produk-produk yang terbaik. Serta bukan hanya dikonsumsi masyarakat sekitar, tapi juga di luar Kabupaten Paser,” tandasnya. (BHA)
Discussion about this post