Balikpapan, Borneoupdate.com – Tingkat kematian akibat terpapar Covid-19 di Kota Balikpapan dalam beberapa pekan terakhir memang menunjukkan angka penurunan yang cukup signifikan. Namun hingga kini, Satgas Covid-19 mencatat rasio kematian di Balikpapan cukup sulit untuk menyentuh angka 5% karena sempat mengalami kenaikan drastis beberapa bulan yang lalu.
“Kita meningkat sangat signifikan pada bulan Agustus – September. Kemudian kita berusaha menurunkan dan sekarang kita merilis mungkin catatan media juga ada bahwa sudah sangat menurun,” kata juru bicara Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty, Selasa (10/11).
Wanita yang akrab disapa Dio ini menjelaskan, dalam rumus penghitungan rasio fatality raid, rasio kematian dihitung berdasarkan jumlah kematian dibagi jumlah total kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Maka dengan penghitungan tersebut, jumlah kematian di Balikpapan tergolong tinggi karena sempat naik di bulan Agustus – September kemudian disusul penurunan hingga saat ini.
“Karena terlanjur tinggi di awal memang kita agak sulit kalau secara rasio menurunkan di posisi 5%. Saya mencoba menghitung, di sekitar angka pasien positif 5.000-an dengan kasus kematian flat baru bisa kita rasionya turun di 4%,” jelasnya.
Menurut Dio dari sekitar 500 orang pasien terkonfirmasi positif yang meninggal dunia di Kaltim tercatat 40% diantaranya berasal dari Balikpapan. Untuk itu diperlukan upaya bersama dalam menekan angka kematian melalui pengobatan secara dini terhadap gejala ringan Covid-19. Terutama dari pihak keluarga yang bersedia memeriksakan anggota keluarganya ke fasilitas kesehatan terdekat baik dengan rapid tes maupun tes swab.
“Jadi sebenarnya bukan angka kematian kita tinggi. Tapi sekarang ini sudah landai. Dari 500 kematian di Kaltim 40%-nya di Balikpapan. Makanya kita terus mengupayakan penurunan lewat 3T,” lanjutnya.
Untuk menekan angka kematian akibat Covid-19, Dio menekankan bahwa Pemkot Balikpapan harus terus menggencarkan tes dan pelacakan kasus lewat testing, tracing, dan treatment (3T). Dengan metode itu, diharapkan bisa menemukan sebanyak-banyaknya kasus positif Covid-19 di lingkungan masyarakat, mengisolasi atau merawat pasien sehingga tidak menyebarkan virus corona khususnya kepada kelompok rentan. (SAN)
Discussion about this post