Samarinda, Borneoupdate.com – Perpustakaan telah menjadi ruang publik untuk berbagi pengalaman belajar secara kontekstual dan melatih kecakapan keterampilan. Peran literasi demi mewujudkan masyarakat sejahtera sudah dilakukan perpustakaan melalui transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Plh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim, Taufik mengatakan pihaknya terus mendorong program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Di mana sudah ada beberapa Kabupaten di Kaltim yang menerima bantuan. Seperti Penajam Paser Utara, Kutai Barat dan Berau.
“Program ini sudah ada sejak 2 tahun terakhir. Kita terus upayakan perluasan. Karena ini sejalan dengan program pemerintah pusat,” ujarnya, Rabu (25/10).
Menurut Taufik, program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial ini sudah masuk menjadi salah satu poin penting dalam RPJMN tahun 2020-2024. Sebagai gambaran program ini dimulai 2018, awalnya di 60 Kabupaten dan 21 Provinsi namun Kaltim belum termasuk. Sementara tahun 2019 diperluas lagi di 300 perpustakaan desa di 59 Kabupaten.
“Kemudian tahun 2020 diperluas lagi menjadi 100 kabupaten dan 500 perpustakaan baru. Tahun 2021 diperluas lagi di 450 perpustakaan desa, 159 Kabupaten di 32 Provinsi di Indonesia masuk dalam transformasi inklusi sosial,” jelasnya.
Dia berharap, adanya perpustakaan yang berbasis inklusi sosial menjadi alternatif pembelajaran di luar sekolah. Termasuk pada warga yang berupaya mendapatkan tambahan pengetahuan. Sebab transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial bertujuan berupaya untuk penguatan listerasi bagi masyarakat agar sejahtera. (*/Adv/SAN)
Discussion about this post