Balikpapan, Borneoupdate.com – Kain perca pada umumnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Seringkali kain perca dibuang begitu saja oleh pelaku konveksi. Melihat potensi tersebut, mitra binaan Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan kelompok TPST 3R Masa Sejati mengadakan edukasi pembuatan produk dari kain perca. (Minggu, 07/11) Dalam kegiatan itu, mitra binaan lainnya kelompok Mario Jela juga turut mensosialisasikan pemanfaatan minyak jelantah menjadi pengharum ruangan berbentuk wax sachet.
“Program yang dilaksanakan ini sepenuhnya merupakan inisiasi dari mitra binaan PT KPI Unit Balikpapan,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR KPI PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin.
Chandra menyampaikan, pelatihan ini selain memberikan manfaat bagi masyarakat luas, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri para anggota mitra binaan.
“Melalui kegiatan pelatihan kain perca dan pemanfaatan minyak jelantah menjadi pengharum ruangan ini kami harap dapat memberikan pengetahuan baru bagi para peserta. Bahan-bahan dan cara pembuatan yang sederhana dapat dengan mudah dipraktikkan sendiri di rumah masing-masing,” kata Chandra.
Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu warga Kelurahan Margasari dan perwakilan siswi dari yayasan Ibnu Khaldun. Dari kain perca, mereka diajarkan untuk membuat boneka dan gantungan kunci. Pelatihan pemanfaatan kain percah dipandu langsung salah satu pelaku UMKM kain perca di Balikpapan Lily Handayani.
Lily merupakan salah satu UMKM binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan sejak kurang lebih tiga tahun lalu. Karyanya yang dibuat dari kain perca dan limbah plastik lainnya telah malang melintang mengikuti berbagai pameran baik lokal maupun nasional.
“Kedua kegiatan ini bertujuan sebagai upaya meminimalisir terbuangnya sampah ke lingkungan. Sampah rumah tangga maupun industri sebetulnya mampu dikelola dan memiliki nilai ekonomi. Pengolahan wax sachet maupun kain perca ini dapat dilakukan sendiri dengan alat-alat yang sering dijumpai di sekitar,” jelas Chandra.
Praktik pembuatan wax sachet maupun pengolahan kain percah memperoleh respon yang cukup positif yang terlihat dari antusias peserta. Tak segan beberapa peserta meminta untuk tetap melanjutkan pembuatan boneka dari kain perca dan membawa bahan untuk dibawa pulang agar dapat melanjutkannya di rumah.
Pelatihan ini tak berhenti pada pelatihan ini saja. Kegiatan akan berlanjut dengan pelatihan pemanfaatan plastik limbah produk seperti plastik mie instan atau minuman instan dan detergen.
“Setelah pelatihan ini, ibu-ibu bisa mempraktikkan di rumah masing-masing karena barang-barang yang dibutuhkan sangat mudah dijumpai,” tutup ketua TPST 3R Masa Sejati Mulyanto. (*/TS)
Discussion about this post