Kutai Kartanegara, Borneoupdate.com – Perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, menunjukkan perhatiannya terhadap persoalan gangguan pertumbuhan (stunting). Stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Camat Marangkayu, memberikan apresiasi terhadap langkah positif sejumlah perusahaan yang beroperasi di wilayahnya. Beberapa perusahaan tersebut antara lain PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dan PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS). Kedua perusahaan itu dinilai memiliki program yang positif seperti melakukan pembagian makanan atau asupan bergizi bagi masyarakat.
“Ini menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk diselesaikan. Berbagai upaya yang dilakukan pun tidak sia-sia dan membuhkan hasil. Pada tahun 2023 ini, penurunan stunting itu ditunjukan di Kecamatan Marangkayu,” ujarnya, Jumat (13/10/2023).
Ambo juga mengklaim kasus stunting di wilayahnya telah mengalami penurunan berkat kolaborasi berbagai pihak. Di mana dukungan dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan sektor swasta, seperti perusahaan minyak dan gas (migas) yang berinvestasi di Kecamatan Marangkayu, berdampak pada penurunan stunting.
“Alhamdulillah, masalah stunting di Kecamatan Marangkayu mengalami penurunan,” tuturnya lagi.
Ambo menyebut dukungan yang diberikan mencakup upaya pemenuhan gizi masyarakat Marangkayu, terutama di wilayah operasi mereka setiap bulan. Misalnya, PHKT memberikan makanan, seperti telur dan gizi lainnya secara langsung kepada warga. Bantuan tersebut dikumpulkan terlebih dahulu di kantor kecamatan dan dibawa langsung ke sekolah-sekolah.
Upaya ini, tambah Ambo, terus dilakukan secara rutin oleh perusahaan migas tersebut sesuai arahan Bupati Kukar, Edi Damansyah, untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut. Pengendalian kemiskinan ekstrem juga menjadi perhatian dengan melakukan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Serta berkoordinasi untuk menurunkan angka kemiskinan.
“Jangan sampai ada masyarakat yang mampu tapi masih masuk data DTKS,” tandasnya. (*/Adv)
Discussion about this post