Balikpapan, Borneoupdate.com — Suara sirine menggelegar, kepulan asap memenuhi halaman, dan puluhan petugas bergerak cepat mengikuti protokol darurat. Suasana di Kantor PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (UID Kaltimra) dan Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) hari Selasa (22/7) seolah berada dalam kondisi gawat darurat. Namun ini bukan kejadian nyata, melainkan simulasi terpadu tanggap darurat yang dirancang untuk menguji kesiapan dan ketangguhan insan PLN dalam menghadapi situasi krisis multidimensi.
Dengan mengusung skenario kompleks mulai dari demonstrasi massa yang berujung anarkis, ledakan bom, kebakaran hebat, hingga penyanderaan pegawai latihan ini digelar sebagai bagian dari penguatan sistem Emergency Response Plan (ERP) dan pengelolaan krisis di lingkungan PLN UID Kaltimra. Simulasi berlangsung selama kurang dari satu jam, namun setiap detiknya menjadi refleksi atas pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menjaga keberlangsungan layanan kelistrikan.
General Manager PLN UID Kaltimra, Maria G.I. Gunawan, menyampaikan bahwa simulasi ini tidak hanya menjadi bentuk implementasi manajemen risiko, tetapi juga bagian penting dari upaya membangun ketanggapan kolektif terhadap bencana dan gangguan yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
“Sebagai penyedia layanan publik yang strategis, PLN harus mampu merespons tidak hanya risiko teknis, tapi juga kondisi darurat seperti bencana, aksi massa, atau teror. Latihan ini adalah cerminan dari semangat kami untuk membangun budaya tanggap darurat yang terencana, terkoordinasi, dan terintegrasi dengan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Maria.
Simulasi yang melibatkan lebih dari 300 personel ini dilaksanakan dengan kombinasi metode table-top dan aksi lapangan. Setiap skenario menguji efektivitas sistem komunikasi dan koordinasi, mulai dari Komandan Keamanan, Manager K3LK, PIC ERP, hingga Business Continuity Manager, serta kolaborasi langsung dengan instansi eksternal seperti Polres dan Brimob Balikpapan, BPBD Kota Balikpapan, dan tim medis dari Puskesmas.
“Kami juga melihat pentingnya sinergi lintas sektor baik dari unsur keamanan, kesehatan, maupun penanggulangan bencana untuk memastikan keselamatan pegawai, perlindungan aset, dan keberlangsungan pasokan listrik tetap terjaga dalam situasi apapun,” imbuhnya.
Maria juga menegaskan pentingnya latihan ini sebagai bagian dari kesiapsiagaan nyata insan PLN.
“Dalam situasi darurat, respons cepat dan tepat adalah segalanya. Latihan ini memastikan seluruh lini memahami peran masing-masing dan mampu bertindak disiplin dan terstruktur sesuai standar operasional,” ujarnya.
Seluruh rangkaian diakhiri dengan evaluasi menyeluruh oleh Crisis Management Team (CMT) untuk mengidentifikasi potensi celah serta penguatan prosedur dan sistem pendukung lainnya.
Dengan pelatihan ini, PLN UID Kaltimra menegaskan komitmennya sebagai institusi yang tidak hanya andal menghadirkan listrik, tetapi juga tangguh menghadapi situasi terburuk. Ketangguhan organisasi menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan publik dan keberlanjutan layanan, bahkan dalam kondisi paling genting sekalipun. (*)
Discussion about this post